HIV/AIDS dan Stunting Masih Menghatui di Blora

INFOKU, BLORA - Terkait stunting dan human immunodeficiency virus dan acquired immuno deficiency syndrome (HIV/AIDS) masih menjadi persoalan yang serius bagi Kabupaten Blora. 

Setidaknya, ada 185 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Blora ada 2024.

Dan, angka prevalensi stunting di Blora masih tinggi. Yaitu, 21,1 persen. Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Blora dan

Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Blora soroti dua permasalahan kesehatan itu.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Blora periode 2024-2027 dr Dewi Ratna Sari mengatakan, mereka siap berkontribusi membantu persoalan kesehatan di Kabupaten Blora.

Baca juga : Wow ..... Dalam Sebelas Bulan, 185 Pasien Blora Terjangkit HIV/AIDS

“Terutama stunting dan HIV/AIDS. Itu jadi fokus kami. Ini berkaitan program pemerintah. Kami akan turut berkontribusi untuk itu,” ucapnya.

Dia juga mengatakan, penyakit HIV/AIDS yang kini mulai memprihatinkan di Blora, karena jumlahnya terus meningkat.

Untuk itu, dia berencana meningkatkan intensitas sosialisasi dan edukasi untuk masyarakat luas agar waspada.

“Kami dari IDI, mengajak rekan sejawat untuk bisa mengedukasi masyarakat. Agar HIV/AIDS bisa lebih diwaspadai. Misal buat seminar, sosialisasi, penyuluhan,” ujarnya.

Terlebih dalam beberapa kasus, ia menyebut, HIV/AIDS merambah ke kalangan ibu dan anak.

Baca juga : Cegah Perkawinan Anak, Upaya Serius Pemkab Blora untuk Hindari Penularan HIV/AIDS

“Ibu dan anak tertular karena sang ayah melakukan perilaku seks berisiko maupun menyimpang. Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora dalam kurun waktu Januari-November 2024 saja ada sebanyak 185 orang terpapar HIV/AIDS,” katanya.

Stunting

Sebelumnya diberitakan, Ketua DPC Persagi Blora Dicky Nur Wahyu Febrianto mengatakan, pihaknya turut berupaya dan perhatian terhadap angka stunting di Blora yang masih tinggi. Menurutnya, penekanan angka stunting merupakan kewajiban bersama.

Terlebih, survei kesehatan indonesia 2023 mencatat jika angka stunting di Blora masih cukup tinggi.

“Prevalensi stunting di sini yaitu 21,1 persen. Sehingga, harus jadi perhatian semua pihak,” ujarnya.

“Karena itu, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan terutama dimulai dari keluarga, ibu hamilbayibalita semua harus diperhatikan,” tambahnya.

Baca juga : Perlu Kehadiran Balita ke Posyandu Upaya Tekan Stunting

Dicky juga menegaskan, masyarakat harus bisa memilih makanan bergizi untuk keluarga yang sehat.

Karena itu, pihaknya mengajak atau mengampanyekan gerakan makan bergizi tiap hari.

“Artinya, pengentasan persoalan gizi harus dimulai dari keluarga dengan memahami dan menerapkan makan makanan bergizi. Minimal bisa mencukupi karbohidrat, protein, lemak, dan nutrisi yang pas,” pungkasnya. (Endah/IST


Post a Comment

0 Comments