INFOKU,BLORA - Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora, Ngaliman meminta para peternak di Blora untuk tidak panik untuk menjual sapinya.
“Bila itu dilakukan
justru akan memperparah keadaan, baik secara sosial maupun ekonomi, karena akan
dijual dengan harga yang sangat murah dan dampaknya bisa berakibat kerugian
besar bagi peternak sendiri,” terangnya, di Blora, Senin (3/1/2025).
Jika peternak panik
dan tergesa-gesa menjual ternaknya yang terpapar PMK, itu akan merugikan
peternak sendiri karena harga ternak jadi anjlok.
“Yang penting masyarakat tidak panic selling. Ini justru akan merugikanpara peternak sapi di Blora," jelasnya.
Baca juga : Tambahan 3.600 Vaksin PMK untuk Kabupaten Blora Sudah Didistribusikan
Dia juga
menyampaikan, berdasarkan data selama Januari 2025, total ada 634 sapi di
wilayah setempat yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Yang sembuh ada
379 sapi dan yang mati karena PMK ada 50 sapi," jelasnya.
Lanjut Ngaliman,
upaya yang dilakukan DP4 untuk menekan kasus PMK di Blora yakni menutup
sementara pasar hewan.
“Sampai saat ini
Pasar Pon Blora dan Pasar Pahing Randublatung masih ditutup. Tujuannya agar tidak
terjadi lonjakan PMK," tegasnya.
Selain itu,
pihaknya juga gencar melakukan vaksinasi pada ternak sapi yang sehat agar
sapi-sapi yang ada tidak terpapar PMK.
“Kami imbau
masyarakat selalu waspada dan tidak panik menghadapi kasus PMK. Selalu waspada
dan segera melaporkan kejadian PMK kepada petugas kesehatan hewan," pintanya.
Menurut Ngaliman,
ada sejumlah hal yang bisa dilakukan oleh peternak untuk mencegah ternaknya
terpapar PMK.
Baca juga : Dampak Wabah PMK, Blora Masih Tutup Pasar Pon dan Pasar Pahing Randublatung
Misalnya, menjaga
kebersihan kandang, memastikan pakan ternak terjamin, serta sterilisasi kandang
ternak.
Selain itu, saat
ini Pemkab Blora tengah menggenjot vaksinasi PMK.
“Yang penting, para peternak tidak panik,” ucanya. (Setyorini)
0 Comments
Post a Comment