INFOKU, BLORA – Disamping musibah ternyata semburan minyak lantung di Sumur Nomor 10 Kedinding bisa memberi arti juga berkah bagi warga.
Minyak bumi yang sudah dieksploitasi sebelum
Indonesia merdeka hingga saat ini dikelola Kvell Blora Energi.
Terlihat salah satu wargayang bernama Yanto (36) tampak
mengais lantung yang tercecer di saluran kali kemarin (14/2) pagi. Ia tampak
membawa jerigen biru kapasitas 35 liter. Dengan tangan legamnya, perlahan
mengambil lantung menggunakan kain.
Semburan lantung di sumur nomor 10 yang terjadi Kamis (13/2) itu menjadi berkah.
Baca juga : DLH Blora dan Kvell Uji Lab Sungai yang Tercemar Semburan Lantung Sumur Kedinding
Dia membendung aliran minyak dengan batang pohon pisang.,
sehingga lantung mengendap sebelum minyak terbawa ke kali.
Kegiatan itu ia lakukan lantaran mendapat tawaran dari
seseorang untuk membeli minyak mentah yang dikumpulkannya.
”Tadi ada yang telepon saya, mau dibeli. Satu jerigen
dihargai 200 ribu. Sejak jam 9 hingga jam 11 tadi sudah dapat 3 jerigen,”
ungkapnya sambil mengais lantung.
Berbeda dengan Yanto, Rusdi salah satu petani khawatir mengalami kerugian akibat semburan
tersebut. Lahan jagung yang baru dikelola terancam mati.
Baca juga : DPRD Blora “BPE Jangan Hanya Andalkan Jasa Angkut Minyak”
Sebab, air irigasi yang
tercampur minyak tidak dapat untuk menyiram tanamannya. “Kerugian kurang lebih
1,5 juta,” ungkapnya.
Dia mengelola lahan perhutani sekitar 2.500 meter persegi.
Dan telah menghabiskan pupuk 1,5 kwintal pupuk nonsubsidi.
Berharap ada ganti rugi yang diberikan pengelola kepada
petani yang terdampak.
“Kalau memang ada ganti saya terima kalau gak ada ya gak
apa-apa. Saya hanya rakyat kecil biasa,” ungkapnya.
Emas Hitam (minyak
Lantung) di Kedinding tersebut sudah dieksploitasi sejak era kekuasaan Belanda, melalui perusahaan Bataafsche Petroleum
Maatschappij (BPM).
Dilansir dari dokumen pemberitaan Belanda, De Telegraff
pada 1929 lalu, produksi sumur baru Kedinding mencapai 65 meter kubik per hari.
Perusahaan Minyak Batavia menerima
pesan bahwa sumur di lokasi pengeboran Kedinding milik Perusahaan Panolan, yang
dirujuk dalam pesan yang diterbitkan pada tanggal 6 Agustus.
Setelah dibersihkan dan di bor lebih dalam, kini
menghasilkan 65 M3 minyak mentah bebas air per hari.
Baca juga : Warga Sumber Kradenan Tidak Berdampak Kelangkaan Elpiji 3 kg
Eksploitasi minyak mentah itu hingga kini masih
berlangsung di perbukitan kedinding, saat ini dikelola oleh PT KVell Blora Energi yang bekerjasama dengan Pertamina EP. Anak Perusahaan Patra Energi (BPE) terlibat penyertaan saham dengan PT Kvell.
“Anak Perusahaan BPE memiliki saham di PT Kvell Blora
Energy,” ujar Direktur Utama BPE, Giri Nurbaskoro.
Kolaborasi antar perusahaan itu, mengaktifkan kembali beberapa sumur yang ada di area Kedinding dan beberapa titik sumur tua lainnya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment