INFOKU, BLORA – Sebanyak Tiga desa di Blora terdampak banjir luapan Kali Wulung.
Ada 161 rumah dan 53
hektare sawah terendam banjir kemarin pagi (21/1).
Banjir masuk permukiman setinggi 30 sentimeter hingga 100
sentimeter. Namun, tidak ada warga yang mengungsi.
Meski tidak ada pengungsi, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Blora siagakan satu dapur umum untuk membantu
masyarakat terdampak.
Baca juga : Ruas Jalan Gadon-Ngloram Terputus Akibat Talud Aliran Sungai Bengawan Solo Longsor
Ketua Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Blora Agung Triyono mengungkapkan, tiga desa
terdampak luapan Kali Wulung meliputi Desa Mojorembun dan Sumber turut
Kecamatan Kradenan.
Serta, Desa Gondel, Kecamatan Kedungtuban.
“Desa Mojorembun ada 76 rumah terdampak dan sawah 15
hektare.
Paling banyak terdampak di Desa Sumber ada 85 rumah dan
sawah 31 hektare. Sementara, di Desa Gondel merendam sawah seluas 7 hektare,”
ungkapnya.
Tri menjelaskan, luapan air menuju
permukiman warga terjadi pada pagi hari.
Selain ratusan rumah juga merendam puluhan hektare sawah.
Petugas kemudian dikerahkan untuk membantu warga hingga
kemarin sore.
“Kami membuka satu dapur umum untuk warga terdampak di
Desa Mojorembun,” ungkapnya.
Pihaknya mengimbau agar tetap waspada, karena Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim
hujan masih berlangsung di Kabupaten Blora.
Terutama bagi desa yang berada di bantaran sungai Bengawan Solo, sebab debit air hingga kemarin cenderung naik.
Baca juga : Penyebrangan Tradisional Sungai Bengawan Solo di Blora Aktif di Pantau
“Dari pantauan kami, hingga sore (kemarin) tren TMA (tinggi muka air) di Kradenan naik, masih siaga
hijau,” jelasnya.
Terpisah, Kepala Desa (Kades) Sumber, Kecamatan
Kradenan Aris Susanto mengungkapkan, luapan Kali Wulung disebabkan intensitas hujan
yang cukup deras dan lama.
Kali wulung tidak mampu menampung air, sehingga, air
meluap merendam sekitar lima dusun di desanya.
Yakni, Dusun Sumber, Jompong, Gayam, Jambirejo, dan
Tambak.
“Sore ini (kemarin), alhamdulillah sudah mulai surut,”
ungkapnya.
Aris mengungkapkan, saat ini warga terdampak tengah
diupayakan mendapat bantuan.
Bencana banjir dari luapan Kali Wulung terakhir terjadi
pada 2020 lalu.
Menurutnya, kondisi kali masih seperti semula, tidak ada
pendangkalan.
Hanya saja, intensitas hujan tinggi sehingga tidak dapat
menampung debit air hujan.
“Kalau desa kami lumayan jauh dari bengawan,” katanya.
Baca juga : Blusukan Hutan, Polres Blora Salurkan Bansos Air Untuk Warga
Selain luapan Kali Wulung, sungai Bengawan Solo juga
meluap pada pukul 17.30 WIB kemarin (21/1).
Air sungai mulai memasuki permukiman warga RT 8 Desa Gadon ,Kecamatan Cepu, dengan ketinggian sepuluh sentimeter. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment