INFOKU, BLORA - Sempat alami kenaikan, Tinggi Muka Air (TMA) Cepu masih siaga hijau.
Namun hingga sore kemarin tren TMA cenderung turun
Hal itu disebabkan sembilan pintu Bendungan Gerak yang ada di Bojonegoro dibuka.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora terus pantau Bengawan Solo hingga
malam hari saat musim penghujan masih melanda di Blora.
Operator Data dan Informasi BPBD Blora Agung Triyono mengungkapkan, TMA di Cepu sempat alami kenaikan pada Senin (16/12) hingga pagi kemarin.
Baca juga : Walau Kewenangan DLH Blora Terbatas, Tetap Tangani Air Bengawan yang Diduga Tercemar
Namun, dari pantauan hingga sore kemarin, TMA cenderung
turun menjadi 22,05 meter.
“Untuk saat ini, masih siaga hijau. Karena masih di bawah
22,63 meter,” jelasnya.
Triyono mengatakan, dibukanya sembilan pintu air Bendungan
Gerak di Bojonegoro disinyalir berdampak pada penurunan TMA Cepu.
Sementara, dari pantauan di hulu, seperti Ngawi kemarin
juga cenderung turun, dengan status siaga kuning.
“Untuk di Cepu dan sekitarnya air Bengawan Solo belum sampai memasuki perkampungan,” tegasnya.
Baca juga : Bendung Gerak Karangnongko dimulai Wilayah Bojonegoro, Blora Menunggu Pembebasan Lahan
Pihaknya mengatakan, TMA Cepu sewaktu-waktu bisa berubah.
Terlebih, saat ini, masih musim penghujan. Berdasar
informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), untuk wilayah Blora diprediksi masih berpotensi hujan dengan intensitas sedang.
“Kami siap siaga melaporkan per jam,” katanya.
Dia mengatakan, semenjak air bengawan naik, tim BPBD Blora
terus memantau situasi dan kondisi TMA, bahkan hingga malam.
“Malam hari tetap kami pantau,” katanya.
Dio Febriansyah salah satu warga Balun, Kecamatan Cepu mengaku semenjak ada tanggul, banjir dari luapan air sungai tidak pernah dijumpai.
Baca juga : Ruas Jalan Gadon-Ngloram Terputus Akibat Talud Longsor
Terakhir, banjir dari luapan sungai itu pada 2007 silam.
“Setelah itu, kalau banjir di Cepu karena air hujan,” tambahnya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment