INFOKU, BLORA - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Edi Widayat, mengungkapkan berdasarkan data terbaru tahun 2024, tercatat ribuan kasus kekurangan gizi dengan berbagai kategori di wilayah kabupaten setempat.
“Mulai dari gizi buruk hingga underweight atau berat
badan rendah, yang mengindikasikan adanya masalah kesehatan gizi yang
mendesak,” ungkapnya pada pers.
Dengan data itu angka kekurangan gizi di Kabupaten Blora
ternyata masih tinggi sehingga kondisi ini menjadi perhatian serius bagi Dinas
Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora, untuk terus memantau dan mencatat
perkembangan kasus gizi di Blora.
“Ada beberapa kategori kekurangan gizi yang kami catat, yaitu gizi buruk, gizi kurang, underweight, dan wasting atau kurus,” jelasnya.
Berdasarkan data tersebut, terdapat 48 kasus gizi buruk,
3.571 kasus gizi kurang, 3.619 kasus wasting, dan 6.629 kasus underweight.
Angka tersebut, menurut Edi, mengisyaratkan perlunya
peningkatan perhatian terhadap kesehatan gizi masyarakat, khususnya bagi ibu
hamil dan anak-anak yang rentan terkena dampak kekurangan gizi.
“Banyak calon pengantin, remaja, hingga ibu hamil yang
belum menyadari pentingnya menjaga kondisi kesehatan gizi, baik untuk dirinya
sendiri maupun untuk perkembangan bayi dalam kandungan,” kata Edi.
Selain itu, Edi juga menyoroti pola makan masyarakat yang
kurang sehat sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kekurangan gizi.
Menurutnya, banyak warga masih cenderung mengkonsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak.
Baca juga : Sebanyak 10 personel Penumpang Helikopter TNI AD yang Mendarat di Randublatung Selamat
“Kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi makanan sehat
masih kurang. Makanan yang tinggi gula, garam, dan lemak itu mempengaruhi
kesehatan bayi di dalam rahim dan gizi tubuhnya,” jelasnya.
Makanan cepat saji dan minuman berkalori tinggi juga
disebutkan sebagai faktor yang memperburuk kondisi gizi masyarakat.
Edi menjelaskan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan dan
minuman jenis ini dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai masalah
kesehatan serius.
“Salah satu faktor masyarakat mengalami kekurangan gizi
itu dengan mengonsumsi makanan minuman cepat saji,” tambahnya.
Dampaknya, kata Edi, dapat berupa risiko penyakit kronis
seperti stroke, kanker, diabetes, hingga penyakit jantung.
Dinkes Kabupaten Blora, lanjut Edi, kini terus berupaya memberikan edukasi gizi kepada masyarakat melalui berbagai program penyuluhan, terutama di desa-desa.
Baca juga : Gelar Bakti Kesehatan Donor Darah Peringati Hari Jadi Humas Polri ke-73
“Kami berusaha untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya pola makan yang sehat dan gizi seimbang, terutama untuk ibu hamil dan anak-anak,” papar Edi.
Edi berharap dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat, kasus kekurangan gizi di Blora dapat ditekan secara signifikan.(Kusumawati)
0 Comments
Post a Comment