INFOKU, BLORA – Seperti tahun sebelumnya kesulitan air bersih masih menjadi keresahan warga hingga Oktober ini.
Dropping air bersih dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora
tercatat di 196 desa dan jumlahnya masih
bertambah.
Warga pun masih mengandalkan bantuan hingga membeli air
untuk kebutuhan sehari-hari. Diprediksi musim kemarau terjadi hingga
November.
Seperti yang diungkapkan Eko Puji Darwanto, warga Desa
Pengkolrejo, Kecamatan Japah, bahwa sumur di
rumahnya masih belum mengeluarkan air.
Begitu juga sumur warga di desanya. Hingga Oktober ini, air bersih masih dibutuhkan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari.
Baca juga : Blusukan Hutan, Polres Blora Salurkan Bansos Air Untuk Warga
“Warga masih sangat butuh air, masih berharap dapat
bantuan dropping air,” ujarnya.
Eko mengaku, beberapa bantuan air bersih datang
dari swasta dan calon bupati (cabup).
Namun, masih belum mencukupi. Jika tidak ada bantuan, maka
masyarakat harus membeli air bersih untuk digunakan mandi, cuci baju, dan
kebutuhan sehari-hari lainnya.
“Biasanya membeli satu dam besar
itu sekitar Rp 150 ribu. Bahkan, ada yang rela ngangsu di sumberan air desa tetangga,” ungkapnya.
Kepala Seksi (Kasi) Kedaruratan dan
Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Blora Abdul Mukhid
kepada pers menyampaikan, kekeringan masih melanda di 16 kecamatan. Dropping air
bersih terus diusahakan dari pemkab dan pihak swasta.
Baca juga : Waduh ...... Banyak Sumur Warga Blora yang Mulai Kering
Dari data yang direkapitulasi hingga Oktober ini sudah
lebih dari 196 desa yang telah di-dropping air.
“Kalau dari data awal 196 desa, tapi kelihatannya ini
lebih dari itu,” jelasnya.
Mukhid menjelaskan, beberapa kali hujan melanda, namun
belum merata di semua wilayah.
Apabila dipantau berdasar prediksi Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kekeringan akan
sampai pada November mendatang.
“Kami masih dropping air kepada masyarakat, dengan mengandalkan anggaran dari APBD. Beberapa pihak swasta, relawan juga sangat membantu kebutuhan air bersih,” ungkapnya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment