BBLR dan Gangguan Nafas Penyebab Tren Angka Kematian Bayi Meningkat di Blora

INFOKU, BLORA - Data yang didapat, angka kematian bayi mengalami kenaikan tiap tahunnya. 

Hingga bulan Juni lalu tercatat 74 bayi meninggal dunia. Penyebab paling banyak karena berat badan lahir rendah (BBLR) dan gangguan pernafasan.

Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora Eny Kunarti mengungkapkan, dari data yang direkapitulasi dua tahun terakhir, angka kematian bayi mengalami kenaikan.

Pada 2022 tercatat 118 bayi meninggal, jumlah tersebut naik pada akhir 2023 menjadi 132 bayi meninggal, sementara pada Juni 2024 tercatat 74 bayi meninggal. ’’Untuk angka kematian bayi trennya naik,” ungkapnya.

Baca juga : Ada 99,14 Ribu Warga Miskin Blora yang Tercatat BPS Blora

Eny menjelaskan, BBLR dan gangguan pernafasan itu disebabkan ibu hamil risiko tinggi (risti), seperti hamil di usia muda atau usia tua.

“Orang tua banyak yang menikahkan anak di usia belum waktunya, secara teori bisa melahirkan bayi BBLR,” katanya.

Lanjutnya pada saat ibu mengandung, status gizi ibu kekurangan energi kronis (KEK) juga menjadi faktor, ditandai dengan lingkar lengan atas diukur kurang 23,5 sentimeter.

“Persebaran kematian bayi merata, setiap kecamatan ada,” ucapnya.

Terkait risiko hamil di usia muda karena pernikahan dini, Pihaknya mengatakan, upaya-upaya telah dilakukan untuk menekan pernikahan di bawah umur. Dengan menghadirkan pengacara PA, Kemenag, Dinsos P3A, Dalduk, Dinas Pendidikan untuk duduk bareng merumuskan solusi tersebut.

Baca juga : Enam Nyawa Ibu Area Blora Melayang di Masa Kehamilan, dalam Kurun Waktu 6 Bulan

“Kami punya kesepakatan untuk adanya regulasi yang digunakan bersama, meskipun di tahun 2021 sudah ada MoU dengan PA untuk menghambat pernikahan dengan berbagai macam syarat,” tandasnya.

Sebelumnya, tren angka kematian ibu juga meningkat.

Berdasar data 2022 terdapat 10 kasus, pada 2023 bertambah jadi 13 kasus ibu meninggal. Sementara, hingga Juni lalu terdapat 6 kasus.

Ketua Komisi D DPRD Blora Labib Hilmy menegaskan, Dinkes harus turun ke lapangan untuk mengurai masalah.

Baca juga : Tak Terima Dipecat Karena Asusila, Kades Sendangharjo akan Lakukan Banding

Sehingga, dapat solusi yang nantinya bisa menekan angka kematian bayi maupun ibu.

“Nanti bagaimana dinkes menyikapi dan memberikan solusi,” tegasnya. (Endah/IST) 


Post a Comment

0 Comments