Enam Nyawa Ibu Area Blora Melayang di Masa Kehamilan, dalam Kurun Waktu 6 Bulan

INFOKU, BLORASampai bulan ini. angka kematian ibu (AKI) di Blora naik akhir tahun lalu. 

ilustrasi

Sementara, hingga pertengahan tahun ini sudah terdeteksi enam ibu meninggal dunia. Risiko kematian ibu itu bisa dipicu karena hamil saat usia masih di bawah umur dan menginjak 35 tahun. Selain itu, penyakit bawaan hingga pre-eklamsia berat.

Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora Eny Kunarti mengatakan, tren angka kematian ibu meningkat. Dari data 2022 terdapat 10 kasus, pada 2023 bertambah jadi 13 kasus ibu meninggal. Sementara, hingga Juni lalu terdapat 6 kasus.

Baca juga : Kades dan Ketua BUMDes Plantungan Dipolisikan terkait Pengeboran Minyak Bumi Diduga Ilegal

“Dari setahun lalu angka kematian ibu bertambah,” bebernya.

Dia memaparkan, enam kasus kematian ibu itu terjadi karena pre-eklamsia berat disebabkan riwayat hipertensi dari ibu hamil, jumlahnya dua orang.

Kemudian empat lainnya karena penyakit penyerta. Yakni, penyakit jantung, HIV, gagal ginjal, dan emboli paru. ’’Untuk hipertensi, kami sedini mungkin melakukan skrining,” ujarnya.

Menurutnya, pencegahan bisa dilakukan dengan menggencarkan skrining pada ibu hamil.

Mengecek kondisi ibu yang sedang mengandung. Jika ditemukan lebih dini, maka kemungkinan besar kematian ibu bisa diantisipasi.

Pihaknya memaparkan, faktor kematian ibu bisa terjadi karena usia ibu saat mengandung bayi.

Ibu dengan usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun lebih berisiko.

Sehingga butuh pencegahan dan edukasi yang diberikan kepada keluarga.

Baca juga : FBS Menduga ada Pajak Sumur Minyak Plantungan Masuk Kantor Pelayanan Pajak Blora

“Skrining layak hamil, kalau memang dia tidak layak harus melakukan KB dahulu,” ucapnya.

Dia mengatakan, kasus kematian ibu yang terjadi di Blora terjadi saat hamil, bersalin dan nifas.

“Ada juga (yang meninggal) di masa nifas. Bayinya selamat,” katanya.

Faktor Ekonomi

Sementara Ketua Komisi B DPRD Blora Labib Hilmy mengatakan, kondisi tersebut menjadi perhatian ekstra bagi pemangku kebijakan OPD terkait kematian ibu. Ada beberapa permasalah yang menjadi penyebab angka kematian ibu yang naik.

“Masalah ekonomi juga menjadi perhatian, karena kematian ini disebabkan ada penyakit yang kronis atau faktor yang lain,” jelasnya.

Dia juga menambahkan, butuh edukasi yang dilakukan lintas sektor.

Pentingnya mempersiapkan diri ketika sudah memasuki masa-masa melahirkan dan masa setelah melahirkan, demi ibu dan anak yang melahirkan.

Baca juga : Woow Cukup Mengajutkan, ternyata Data Survey BPS Blora Warga Usia 25-35 Tahun Rerata Lulusan SD

“Mestinya ini menjadi pekerjaan bersama-sama, bagaimana bisa mengajak tokoh masyarakat dan agama pentingnya menjaga diri menjaga keberlangsungan hidup ketika berumah tangga,” tambahnya. (Endah/IST


Post a Comment

0 Comments