INFOKU, BLORA - Menurut prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) puncak musim kemarau di Jawa mulai Juli hingga September.
Akan tetapi ada permasalahan yakni sebanyak 80 dari 191 unit program
penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas) di Blora tak
berfungsi.
Karena rusak dan kurangnya resapan air di area pamsimas. Sehingga, krisis
air bersih rawan terjadi. Mengingat bencana kekeringan di daerah tahun lalu
cukup parah.
Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Masyarakat Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Blora Sunarno menyebut ada berbagai faktor penyebab pamsimas menganggur.
Baca juga : Songsong Musim Tanam Bulan Nopember, DPRD Blora Akan Hapus Kartu Tani
Salah satunya,
jumlah debit air menyusut hingga tidak sanggup memenuhi kebutuhan air bersih
pada sambungan rumah. Selain itu, mesin rusak dan sumber mata air pamsimas
sudah mengalami kekeringan.
“Untuk melakukan
persiapan pada musim kemarau nanti. Kami terus mendampingi dan memberikan
sosialisasi kepada KP SPAMS (kelompok pengelola sarana prasarana air minum dan
sanitasi),” ujarnya.
Dia
menambahkan, tanah kapur yang ada di Blora juga mengakibatkan alat pamsimas
cepat panas dan rusak. Sering kali pamsimas kurang bermanfaat bagi masyarakat.
Pihaknya mengaku
akan berusaha untuk melakukan penanaman pohon bersama dinas terkait di sekitar
pamsimas.
Baca juga : Menanti Keputusan Bupati terkait Kasus Pelanggaran Kades Sendangharjo Blora
“Upaya
itu dilakukan untuk mengembalikan daerah resapan air di wilayah yang sering
kali mengalami kekeringan,” ucapnya.
Terpisah, Kabid
Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Blora Surat
mengungkapkan, pendeteksian sumber air telah diupayakan.
Termasuk memberikan
bantuan beberapa pompa sibel kepada wilayah yang terdapat sumber air.
Selain itu,
pencarian sumber air di area Cekungan Air Tanah (CAT) di wilayah selatan juga
diupayakan oleh pihak BBWS.
“Mendeteksi sumber
air di bawah tanah, kalau ditemukan, kami akan mendapat laporan dari BBWS,”
katanya.
Diketahui, data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora menyebut bencana kekeringan pada 2023 tercatat ada 155 desa, tersebar di 16 kecamatan.
Baca juga : Ketua DPRD Blora Hibahkan Satu Hektar Tanah Pribadi
Warga mengalami kekeringan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Pada saat itu, pemkab telah menyalurkan 5.920.000 liter air kepada masyarakat. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment