Perluasan Areal Tanam Tebu di Wilayah Hutan Siap Dikembangkan APTRI Blora

INFOKU, BLORA - Penasehat DPC Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kabupaten Blora Bambang Sulistya menyampaikan ada peluang untuk mengembangkan perluasan areal tanaman tebu ke wilayah hutan. 

“Sehingga perlu dibangun kerja sama dan kemitraan dengan pihak Perhutani, maka sebaiknya segera diagendakan untuk bersilaturahmi memantapkan kerja sama dengan Perhutani,” kata Bambang Sulistya pada pertemuan pengurus APTRI di Blora, Sabtu (1/6/2024).

Dia mengatakan, pertemuan itu merupakan momentum dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) Pancasila 1 Juni 2024.

Sesuai dengan sila keempat Pancasila yakni kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, menurut Bambang setiap persoalan organisasi yang dihadapi seyogyanya harus dimusyawarahkan untuk mencapai mufakat.

Baca juga : Audiensi di DPRD, PT GMM Bulog Akan Pertimbangkan Harga Daerah Lain

“Ikhtiarkan terus melalui komunikasi yang ramah lingkungan dengan berbagai pihak terkait sampai kita peroleh solusi terbaik. Jaga K-3, kewaspadaan, kekompakan dan kewarasan dalam menghadapi permasalahan. Bersatu kita utuh bercerai kita runtuh,” tegasnya.

Bambang Sulistya, mantan Sekda Blora itu memotivasi bahwa perjuangan APTRI Blora untuk membela dan memperjuangkan nasib petani tebu di Kabupaten Blora belum berakhir, masih berlanjut sampai terwujudnya wong cilik gumuyu atau masyarakat kecil bisa tertawa (bahagia).

Sementara Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora, Ngaliman, dalam arahannya memberi apresiasi positif atas tekad dan semangat  yang membara untuk membela dan memperjuangkan petani tebu.

“Berkat kiprah tersebut harga tebu petani Blora naik dari Rp67.000/kw menjadi Rp74.000/kw atau naik Rp7.000/kw,” terangnya.

Ketua APTRI Blora Sunoto mengungkapkan perlunya mengadopsi teknologi budidaya tebu.

Pupuk & Harga Jual Tebu

Tersedianya bibit unggul tebu masak awal, tengah dan akhir yang memiliki potensi produktifitas dan rendemen tinggi.

“Termasuk ketersedian pupuk bersubsidi untuk petani tebu, dukungan dana dari pihak perbankan dan pihak PT GMM Bulog sebagai avalis,” ungkapnya.

Baca juga : Walau Harga Beli Tebu Naik Lagi, Namun Masih Rendah di Banding Daerah Luar Blora

Dia menyebut siap mengadakan kajian dan mengevaluasi tentang hutang petani tebu di PT GMM Bulog senilai Rp4 miliar untuk diusulkan adanya program pemutihan.

Sementara Anton Sudibdyo, Sekretaris APTRI Blora menyampaikan pandangan dan wawasan bahwa ternyata harga  pembelian tebu yang telah ditetapkan oleh PT GMM Bulog berdampak nyata terhadap dinamika kenaikan harga pembelian tebu oleh pabrik gula yang berada di luar Kabupaten Blora baik di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur.

Baca juga : DPRD Blora akan Panggil Direksi PT GMM Bulog terkait Harga Beli Tebu Rendah

“Sebagai catatan saat ini Pabrik Gula Trangkil Kabupaten Pati saat ini sudah menaikan harga pembelian tebu sebesar Rp81.000/kw dan PT KTM Lamongan Jatim harga pembelian tebu naik menjadi Rp84.000/kw,” bebernya. (Setyorini/IST) 


Post a Comment

0 Comments