INFOKU,BLORA - Pemerintah Kabupaten Blora terus berusaha menawarkan potensi daerah dan konsep pembangunan ekonomi kawasan melalui berbagai skema.
Tujuannya untuk membuka peluang investasi agar
pertumbuhan ekonomi bisa semakin naik.
Salah satunya
dengan menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) tentang Pengembangan Daya
Saing Daerah yang digelar pada Selasa (25/6/2024)
FGD dilaksanakan di
ruang pertemuan Setda Kabupaten Blora dengan mengundang tim ahli perekonomian
dari Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian Republik Indonesia dan
stakeholder terkait.
Turut hadir Bupati Blora H. Arief Rohman. Kemudian Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Ekonomi Kemenko Perekonomian, Ichsan Zulkarnaen, bersama tim.
Baca juga : Terkait Pembangunan Pasar Ngawen, Tunggu Rekom Kemendag
Ada juga Direktur
Sekolah Pascasarjana Unnes, Prof. Dr. Fathur Rokhman.
Datang juga Pak
Gunawan Tjokro, anggota MWA Unnes sekaligus Presiden Komisaris PT. Dynaplast,
serta Prof. Imam Musthofa Guru Besar FKH Unair Surabaya bersama tim.
Beberapa BUMN yang
ada di Kabupaten Blora juga diundang. Mulai Perhutani, Pertamina, kemudian PEM
Akamigas, PPSDM Migas, unsur perguruan tinggi, hingga OPD teknis.
Bupati Blora, dalam
sambutan pembuka juga menyampaikan pentingnya penyelenggaraan FGD ini.
Sebagai tindak
lanjut diskusi dengan Kemenko Perekonomian beberapa waktu lalu yang
diselenggarakan di Semarang dan Jakarta.
“Seiring dengan
pembangunan infrastruktur yang terus berlanjut. Maka investasi juga harus
ditata dan dimatangkan peluang pengembangannya. Terimakasih kepada Kemenko
Perekonomian dan Unnes, serta Unair yang intens mendampingi kami,” ucap Bupati.
Cepu
raya
Pada kesempatan
ini, Bupati juga menampaikan beberapa konsep pengembangan daya saing daerah
untuk membuka peluang investasi.
“Kami mencoba
menawarkan peluang investasi. Salah satunya dengan menawarkan konsep
pembangunan kawasan Cepu Raya sebagai Kota Vokasi yang pernah digagas Pak
Menteri Sekretaris Negara. Beliau ini asli Bojonegoro, perbatasan Cepu, dan
lebih memilih pengembangan Cepu Raya sebagai pusat ekonomi baru diantara
kawasan Metropolitan Semarang dan Metropolitan Surabaya,” ucap Bupati.
Menurutnya, Cepu
menjadi titik tengah di antara keduanya yang juga memiliki banyak potensi.
Seperti migas, pertanian, kehutanan, pendidikan vokasi, hingga energi terbarukan.
Apalagi sudah ada
fasilitas perhubungan yang cukup lengkap seperti Stasiun Besar, Terminal Tipe
A, hingga Bandara.
“Selain konsep
pembangunan kawasan Cepu Raya. Kabupaten Blora juga berpeluang dalam
pengembangan petanian dan peternakan terintegrasi. Kemudian pembangunan energi
terbarukan, hingga pengelolaan perhutanan sosial berbasis pangan lokal.
Mengingat hampir separuh wilayah Blora adalah hutan. Kami sangat berharap
Perhutani bisa memberikan kontribusi,” tambah Bupati.
“Di sektor migas
sendiri, Blora punya sumur gas di Blok CPP Gundih. Ini bisa menjadi alternatif
bahan bakar industri. Sehingga kami ingin menyampaikan ini kepada Kementerian
ESDM. Sekaligus besok Kamis rencananya kami akan diterima Dirjen Migas untuk
menyampaikan paparan terkait DBH Migas. Semoga DBH bisa naik lagi,” pungkas
Bupati.
Sementara itu,
Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Ekonomi Kemenko Perekonomian, Ichsan
Zulkarnaen, menyambut baik konsep pembangunan ekonomi yang disampaikan Bupati
Arief Rohman.
“Apa yang
disampaikan Pak Bupati tadi sudah bagus. Kami dari Kementerian siap memberikan
pendampingan dan penyusunan programnya. Mohon maaf Pak Deputi tidak bisa hadir
langsung ke Blora, sehingga menugaskan kami,” ujar Ichsan Zulkarnaen.
Kacang
Tanah Hutan
Adapun Gunawan
Tjokro, MBA, anggota MWA Unnes sekaligus Presiden Komisaris PT. Dynaplast,
menyampaikan peluang pembangunan perkebunan kacang tanah di sela tegakan jati.
Yang menurutnya
akan bagus dilaksanakan di Blora, dan dapat mendukung peternakan.
Baca juga : FBS Menduga ada Pajak Sumur Minyak Plantungan Masuk Kantor Pelayanan Pajak Blora
“Saat ini
kebanyakan perhutanan sosial hanya menanam jagung. Harus coba ditambah dengan
varian tanaman lain seperti kacang tanah. Kacang tanah mempunyai prospek yang
bagus dan dapat dilakukan oleh para petani. Apalagi saat ini penanaman jati
sudah diatur sedemikian rupa agar bisa ditanami di sela tegakan,” papar
Gunawan.
Pernyataan ini pun
langsung direspon Kepala Perhutani Divre Jawa Tengah, Ratmanto Tri M.
Menurutnya, saat ini Perhutani sebagai pengelola hutan yang ada di Kabupaten
Blora, telah melakukan pola tanam jati yang cukup untuk tanaman sela.
“Jarak tanamnya 8x3
meter, sehingga tahun pertama hingga tahun kelima dapat ditanami di antara
tegakannya. Setelah itu jati sudah menutup, daunnya mulai tinggi,” ucap
Ratmanto.
Pihaknya juga menyampaikan peluang investasi industri pengolahan kayu jati dari Perhutani.
“Saat ini hasil kayu Perhutani dijual balok ke industri yang ada di Gresik, Pasuruan, hingga Jepara. Bahan bakunya dari Blora, tapi industrinya disana. Jika ada industri pengolahan kayu di Blora, kami siap mendukung agar Blora juga bisa memiliki nilai tambah dari hasil kayu jati,” tambahnya.
Usai dialog bersama, Bupati pun meminta masing-masing OPD teknis untuk menyusun langkah tindak lanjut program investasi yang ditawarkan. (Setyorini/KOM)
0 Comments
Post a Comment