Walau Harga Beli Tebu Naik Lagi, Namun Masih Rendah di Banding Daerah Luar Blora

INFOKU,BLORA - Direksi PT Gendis Multi Manis Badan Urusan Logistik (PT GMM Bulog) Blora kembali menaikkan harga pembelian tebu petani Blora periode kedua musim giling 2024, menjadi Rp72.000/kw untuk tebu lokal Blora dan Rp74.000/kw untuk pembelian tebu yang berasal dari luar Kabupaten Blora. 

“Kenaikan tersebut berlaku mulai tebu masuk hari Senin 20 Mei 2024 setelah pukul 15.00 WIB,” kata Adi Firmanto salah satu pejabat di Bidang Tanaman PT GMM Bulog, Senin 20 Mei 2024.

Tiga hari sebelumnya harga pembelian tebu sudah dinaikkan dari Rp67.000/kw menjadi Rp70.000/kw untuk tebu lokal Blora dan Rp72.000/kw untuk tebu yang berasal dari luar Kabupaten Blora.

“Sehingga kenaikan pembelian tebu petani Blora bila dihitung dengan kenaikan awal sudah meningkat menjadi Rp5000/kw,” terangnya.

Baca juga : Akhir PT GMM Bulog Naikkan Harga Beli Tebu Lokal Blora, Walau Kenaikan Masih Rendah

Menurut Adi Firmanto dinaikannya harga pembelian tebu pada periode kedua karena alasan untuk memenuhi kapasitas giling pabrik gula.

Mengingat jika giling tebu tidak putus potensi rendemen semakin naik.

Tetap Masih Rendah

Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kabupaten Blora Sunoto sangat menghargai kenaikan kembali harga beli tebu tersebut. Walaupun menurutnya, harga tersebut masih lebih rendah ketimbang harga beli tebu pabrik gula di luar Kabupaten Blora.

“Kami menghargai dan menyikapi secara rasional dan realistis. Meskipun, berdasarkan kalkulasi hitungan pendapatan usaha tani tebu lebih menguntungkan  dengan menjual tebu ke pabrik gula di luar Kabupaten Blora,” kata Sunoto.

Baca juga : DPRD Blora akan Panggil Direksi PT GMM Bulog terkait Harga Beli Tebu Rendah

Anton Sudibdyo Sekretaris APTRI Blora menambahkan agar ada transparasi dan akuntabilitas tentang kebijakan pembelian tebu oleh PT GMM Bulog dalam musim giling 2024.

“Rencananya, Rabu 21 Mei 2024 akan menanyakan  ke pihak Direksi saat audensi dengan DPRD beserta pihak terkait di ruang lobby DPRD Blora,” tegasnya.

Sementara Gundala Wejasena mantan Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora berpendapat agar dalam dialog pada saat audensi nanti ditempuh dengan kebijakan win-win solution.

“Sama-sama diuntungkan jangan sampai terjadi petani tebu yang buntung tapi pihak managemen PT GMM Bulog yang untung,” tegasnya.

Baca juga : Terindikasi Ada Tiga Lokasi Pengeboran Migas Ilegal

Lain lagi pendapat mantan Presdir Pabrik Gula (PG) PT GMM Bulog Blora, Lie Kamadjaja menyarankan penentuan harga beli tebu agar ditempuh melalui komunikasi yang ramah lingkungan.

“Artinya dengan mengetengahkan hitungan yang rasional dan normatif. Menjahi sikap yang emosional dan arogan,” ucapnya.

Disisi lain Penasehat APTRI Blora Bambang Sulistya mengomentari, polemik pembelian harga tebu petani Blora makin dinamis dan gayeng. 

“Makin dinamis dan gayeng, semoga senyum petani tebu Blora semakin manis seperti rasa gula,” ujarnya. (Setyorini/IST) 


Post a Comment

0 Comments