Petani Mengeluh, Harga Beli Tebu Dianggap Rendah

INFOKU,BLORA - Surat edaran No B-046/KB.110/05/2024 dari Direktorat Jenderal Perkebunan perihal penerapan sistem pembelian tebu.

Menurut Direksi PT Gendis Multi Manis (GMM) Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai dasar penetapan harga beli tebu petani. 

“Telah ditetapkan untuk wilayah Jawa  harga tebu Rp69.000/kuintal. Jika rendemen lebih tinggi atau kurang dari 7 persen , maka harga tebu disesuaikan,” kata Krisna Murtiyanto Direktur Operasional PT GMM Bulog, minggu lalu.

Selain mengacu pada surat tersebut, juga mengikuti arahan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas). melalui surat Nomor 346/TS.02/B/5/2024.

Adapun perihalnya tentang Relaksasi Harga Acuan Pembelian (HAP) di produsen komoditas gula sebesar Rp14.500/kg, berlaku 3 Mei 2024 sampai 31 Oktober 2024 atau hingga berakhirnya musim giling.

Baca juga : Wow .... Ada Warga yang Ingin Bantu Biaya Tebang Angkut Tebu Petani

Menurut Krisna, PT GMM Bulog memiliki skema kenaikan harga tebu berkala dan berkomitmen akan menyesuaikan harga beli tebu sesuai nilai rendemen tebu yang diperoleh dari pasokan tebu ke pabrik gula.

Dia optimis hasil panen 2024 akan lebih baik dari tahun sebelumnya karena persiapan yang lebih baik serta PT GMM Bulog menetapkan target penyerapan tebu sebesar 400 ribu ton rendemen 8 persen dan masa giling 150 hari.

Terlalu Murah

Menanggapi keputusan penetapan harga tersebut, Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kabupaten Blora Sunoto mengaku prihatin karena sebelum memasuki  awal musim giling 2024, Direksi PT GMM Bulog telah memutuskan harga tebu sebesar Rp67.000/kuintal untuk tebu lokal.

Harga tebu yang telah diputuskan, kata Sunoto termasuk harga yang belum memberikan kontribusi positif, untuk meningkatkan pendapatan petani karena harganya masih rendah atau murah, bila dibandingkan dengan harga tebu di pabrik gula yang berada diluar Kabupaten Blora.

Baca juga : "Pemerintah Percepat Swasembada Gula Nasional & Penyediaan Bioetanol (Biofuel),” Ketua DPD APTRI Jateng

Sunoto menjelaskan, sebagai gambaran harga tebu di pabrik gula di luar PG GMM Bulog yang sudah ditetapkan berkisar Rp72.000 hingga Rp75.000/Kwt.

Seperti PT Indo Gula Pastika Sragen Rp72.000/kwt lokal dan Rp75.000 Blora, PG Madukismo Yogyakarta Rp72.000/kwt lokal dan Rp75.000 Blora, PG Trangkil Rp76.000/kwt, dan PG Rendeng Rp75.000/kwt. 

“Bahkan menurut informasi terbaru dari petani tebu jangkar Agus Joko Susilo, PT KTM Lamongan harga sudah diputuskan Rp81.000/kwt lokal dan Rp84.000/kwt Blora. Pembayaran hasil penjualan tebu petani setiap minggu dua kali,” tambahnya.

Sunoto menyatakan, berdasarkan masukan dari para petani tebu yang merasa tidak puas, dari hasil musyawarah pengurus APTRI  diputuskan untuk melayangkan keberatan yang bernomor 004/JKT/V/2024 perihal harga tebu musim giling 2024 kepada Direktur Utama PT GMM Bulog.

Baca juga : Inilah 6 Desa Wisata Penerima Bankeu Rp 100 Juta per Desa

Tembusan surat ditujukan kepada Bupati Blora, Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi, Dewas Bulog Rachmat Pambudy, Kepala DP4 Kabupaten Blora, Direktur Operasional PT GMM dan Ketua Koperasi tebu Kabupaten Blora.

“Esensi surat yang kami kirimkan adalah meminta ke pihak direksi agar segera melakukan evaluasi kembali tentang harga tebu. Mengingat keputusan tentang harga tebu adalah keputusan sepihak yang tidak mengikut sertakan peran petani tebu dalam Forum Temu Kemitraan (FTK),” jelasnya. (Setyorini/IST) 


Post a Comment

0 Comments