INFOKU, BLORA - Kepala Dinas PUPR Samgautama Karnajaya, melalui Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Surat menjelaskan penanganan longsor di RT 05/RW 1 Desa Brumbung Kecamatan Jepon akan dimulai Sabtu, 18 Mei 2024.
“Jadi penanganannya
secara kolaborasi antara Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Dinas PUPR dan
Pemdes Brumbung. Excavator, material dan tenaga kerja sudap siap, sesuai
rencana dimulai Sabtu, 18 Mei 2024, lebih kurang 15 hari kedepan sudah
selesai dikerjakan,” kata Surat saat meninjau lokasi longsoran di Desa
Brumbung, Jumat, 17 Mei 2024.
Menurutnya, untuk
penanganan dilakukan secara terasering. Jika nantinya kondisi tanah sudah
stabil, kedepan bisa dibronjong atau talud.
Kepala Desa Brumbung, Tahan, mengatakan penanganan longsor di wilayah desa yang dipimpinnya sejatinya sudah sangat dinantikan dan pihaknya siap berkolaborasi.
Baca juga : Dapat Dukungan Gedung, RS Bhayangkara akan Penuhi Kekurangan Jumlah Dokter
“Ini sudah sangat
kami nantikan. Insya Allah, Saya mewakili Pemdes Brumbung siap berkolaborasi,”
ucapnya tegas.
Tidak hanya di
lokasi itu, Kades Brumbung juga menunjukkan longsoran lainnya yang jaraknya
beberapa meter dari lokasi longsoran yang akan dikerjakan, tepatnya di
bawah jembatan desa setempat.
“Untuk penanganan
yang di bawah jembatan, kami mohon petunjuk, kalau bisa bisa ditangani juga
sekalian,” kata Tahan Kades Brumbung.
Longsoran tanah di
RT 05/RW I Desa Brumbung mengancam mushola Darul Ulum.
Mushola itu sudah dua tahun tidak digunakan untuk beribadah dan kegiatan keagamaan lainnya bagi warga muslim di wilayah setempat.
Baca juga : Blora Job Fair 2024, Buka Rekrutmen Ribuan Tenaga Kerja
Mushola itu
dibangun di atas tanah wakaf almarhum Kusnadi, warga RT 05/RW I Desa Brumbung,
untuk beribadah dan kegiatan keagamaan lainnya bagi warga muslim di wilayah
setempat.
Sejak tanahnya
longsor, musala itu tidak digunakan untuk salat dan mengaji, meski sebelumnya
untuk salat berjamaah, tarawih dan lainnya.
Untuk
mengantisipasi longsor, dinding bangunan musala itu hanya diberi penyangga
bambu.
"Kawatir,
karena longsoran makin parah membahayakan, jadi sudah lama tidak digunakan, itu
dibangun di atas tanah wakaf suami saya. Semoga setelah ditangani longsorannya,
musala bisa digunakan untuk ibadah kembali,” kata Suratmi (67) istri almarhum
Kusnadi.
Suratmi menyebut
longsoran tanah yang cukup curam itu jika tidak segera ditangani, dikawatirkan
bisa mengancam rumah yang ditempati karena bersebelahan dengan musala.
“Terimakasih kepada semua pihak yang sudah memberi perhatian dan segera memperbaiki longsoran,” ucapnya.
Diperkirakan longsoran terjadi pada tahun 2022. Penanganan darurat sudah pernah dilakukan tetapi ambrol lagi karena tidak kuat menahan longsoran akibat gerusan air. Longsoran itu berada di sungai desa Brumbung turut sungai Kidangan hingga Sungai Lusi. (Setyorini/KOM)
0 Comments
Post a Comment