INFOKU, BLORA - Penambahan alokasi elpiji melon ukuran tiga kilogram di Blora tahun ini bertambah, menjadi 7,9 juta tabung lebih atau 23.741 metrik ton.
Namun, jumlah tersebut belum bisa mengkaver semua kebutuhan rumah tangga
di Blora.
Masyarakat kelas bawah masih mengeluh karena kesulitan mencari gas
subsidi tersebut.
Bupati Blora Arief Rohman memaparkan,
bahwa ada beberapa faktor memengaruhi elpiji melon langka.
Yakni, banyaknya permintaan di masyarakat awal tahun dan awal Ramadan.
Baca juga : Bupati Nyatakan Pertamina akan Suplai Gas Tabung Melon Sulit di Blora
Selain itu, sepanjang Januari hingga Maret terdapat banyak hari libur.
Pada hari libur itu tidak ada distribusi elpiji tiga kilogram,”
jelasnya.
Tambahan Kuota Elpiji
Bupati bersama Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop UKM) Blora telah melakukan koordinasi dengan Dirjen Migas terkait penyaluran serta memastikan
ketersediaan elpiji melon di masyarakat.
“Kami meminta agar Pertamina segera
mendistrubusikan dan dindagkop untuk mengajukan penambahan kuota elpiji tiga
kilogram,” katanya.
Kepala Dindagkop UKM Blora Kiswoyo melalui Kepala Bidang (Kabid)
Perdagangan Siti Masamah memaparkan kepada pers, alokasi elpiji tiga kilogram
tahun ini lebih banyak.
Yakni, 7,9 juta tabung lebih atau 23.741 metrik ton sedangkan tahun lalu
hanya 21.732 metrik ton atau sekitar 7,2 juta tabung.
“Awal bulan puasa sebenarnya sudah ada tambahan sebanyak 6.720 tabung elpiji
tiga kilogram. Tapi, masih kurang,” jelasnya.
Baca juga : Taman di Kabupaten Blora Akan Direhabilitasi, Guna Kejar Adipura Kencana
Dia mengaku telah mengajukan beberapa kali tambahan kuota, terutama saat
menjelang Ramadan dan Lebaran.
Terkait jumlah yang terealiasi tergantung kebijakan dari Pertamina.
’’Kalau jumlah kuota tambahan itu fluktuatif, tidak menentu,” katanya.
Masamah mengatakan, pihaknya telah mengoordinasikan harga eceran tertinggi (HET) dengan para agen
pangkalan.
Sesuai peraturan bupati (perbup), harga per tabung elpiji Rp 18.000. Pihaknya mengimbau kepada para pangkalan untuk pendistribusian kepada pengecer dibatasi.
“Harga Rp 18.000 per tabung untuk pangkalan. Nah, yang jadi berbeda harga itu ketika di pengecer. Karena banyaknya permintaan, jadi naik harga,” tandasnya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment