INFOKU, BLORA - Talud longsor mengakibatkan jalan penghubung antara Desa Gadon-Ngloram wilayah Kecamatan Cepu terputus.
Untuk sementara akses jalan ditutup sampai waktu yang belum ditentukan.
Selain itu, dua rumah warga terancam longsor susualan, sebab,
tepian Bengawan Solo terus terkikis.
Kejadian tersebut menambah potensi longsor usai banjir melanda.
Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Blora Agung Tri menjelaskan, tanah longsor terjadi kembali
setelah di Desa Panolan.
Lalu, bertambah di Desa Gadon, Kecamatan Cepu kemarin (13/3).
Akibatnya, akses jalan milik kabupaten yang menghubungkan Desa
Gadon-Ngloram itu terputus.
“Kondisi akses jalan kabupaten terputus sepanjang 70 meter dan tidak dapat dilalui kendaraan,” katanya.
Baca juga : Pertanian Alami Kontraksi, PDRB Blora Tumbuh 0,44 Persen
Agung menerangkan, tanah longsor terjadi karena dasar sungai tergerus
arus sungai Bengawan Solo.
Debit bengawan tinggi pada 9-10 Maret. Kemudian, debit turun drastis dan
menggerus tebing bengawan. Panjang longsor 70 meter, lebar 6 meter dengan
tinggi 10 meter.
“Selain memutus akses jalan desa, juga mengancam permukiman warga,”
jelasnya.
Dua rumah warga yang berpotensi longsor susulan yakni, milik Sukiran dan
Supi. Karena hanya berjarak dua meter dari bibir longsor sungai Bengawan Solo.
Saat ini, pihaknya masih berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai
(BBWS) Bengawan Solo.
“Untuk penanganan lebih lanjut kami masih koordinasikan dengan pihak
terkait,” terangnya.
Berdasar pantauan Wartawan, area longsoran tersebut pada 2022 telah
dibangun talud atau dinding yang terbuat dari beton atau batu kali sebagai
penahan tanah.
Namun, karena tidak kuat menahan gerusan air, akhirnya terjadi longsor.
Baca juga : Bencana Tanah Longsor di Kelurahan Kedungjenar Akibat Gerusan Sungai Lusi
Camat Cepu Ekawati mengaku telah meninjau lokasi longsoran, bersama
dengan OPD terkait.
Untuk pekerjaan tahun 2022 itu yang lebih mengerti UPTD PU,” tambahnya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment