INFOKU, BLORA – Alokasi bantuan beras dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) di Blora diketahui ada sebagian penerima yang salah sasaran.
ilustrasi
Hal ini karena penerima bantuan bukan
dari golongan warga kurang mampu.
Pemerintah Desa (Pemdes) sampai mengubah data agar tepat sasaran.
Kondisi tersebut dirasakan Rumpiyah,
warga Desa Kentong, Kecamatan Cepu mengaku, tidak dapat beras bantuan dari
pemerintah 10 kilogram.
Justru yang mendapat bantuan beras
adalah orang yang mempunyai kendaraan roda empat di desanya.
“Katanya beras untuk orang miskin, malah yang dapat itu punya roda empat di desa saya, Kentong. Ada dua orang punya mobil malah dapat,” ungkapnya.
Baca juga : Ditunjang Produksi Lokal, Optimis Harga Beras Segera Turun
Menurutnya, bantuan tersebut tidak
tepat sasaran, dia mengaku sempat menanyakan kepada pihak pemdes.
Namun, pemdes tidak mempunyai
kewenangan. Alasan pemdes karena bantuan beras dari Bapanas tersebut dari
pemerintah pusat.
“Katanya pemdes, datanya dari atas
(pemerintah pusat, Red). Orang mampu yang dapat bantuan, berasnya malah dijual
lagi,” bebernya.
Ditemukan lagi data penyaluran bantuan
beras Bapanas yang tidak tepat sasaran. Seperti bantuan di Kelurahan Kunden,
Kecamatan Blora Kota.
Dari total 158 warga yang didata awal
mendapatkan bantuan ternyata tidak tepat sasaran. Sehingga, ada 58 nama
diganti, karena berbagai alasan.
“Ada yang sudah meninggal, pensiunan
TNI/polri, hingga tidak diketahui alamatnya,” ujar Lurah Kunden Fikri Hidayat.
Carut marut
Fikri melanjutkan, ada pula yang
mendapatkan justru mereka mampu secara ekonomi, sehingga dialihkan.
Baca juga : Dirut Bulog Berikan Bantuan Beras Kepada Para Korban Kebakaran Pasar Ngawen
Tak jarang beberapa pengalihan bantuan
justru inisiatif atau kesukarelaan penerima yang merasa sudah mampu.
“Datanya langsung dari kementerian
katanya. Kami hanya dapat dari data salinan kantor pos,” paparnya.
Akibat carut marutnya data tersebut,
pihak kelurahan pun melakukan evaluasi.
Sebab, selain ada temuan, juga menampung
masukan dari masyarakat.
Penggantian dialihkan kepada warga yang
masuk data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) dan data pensasaran percepatan
penghapusan kemiskinan ektrem (P3KE).
“Kami koordinasikan dengan pihak pos
dan akhirnya bisa diganti,” imbuhnya.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Blora Luluk Kusuma Agung Ariadi
menyebut, data yang dijadikan acuan bantuan beras Bapanas tidak melibatkan
pihak dinsos.
Baca juga : Dirasa Tidak Enak & Keras, Sejumlah Masyarakat Blora Beras Bansos Dijual
Sehingga, pihaknya tidak tahu apakah
bantuan tepat sasaran atau tidak.
“Ada keluhan memang di beberapa daerah, karena yang dapat PNS sampai pengusaha,” tandasnya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment