INFOKU, BLORA - Siswa kelas 9 salah satu SMP di Kecamatan Japah, Blora, diduga menjadi korban bullying atau perundungan teman-temannya.
Ayah korban menyebut anaknya tak hanya
sekali mendapatkan intimidasi baik secara fisik maupun mental dari teman-teman
sekolahnya.
Kasus ini mencuat setelah video dugaan
perundungan ini beredar di aplikasi perpesanan. Video memperlihatkan korban sedang
tidur di meja kelas saat menunggu jam pelajaran berikutnya.
Setelah itu datang tiga temannya yang
berniat membangunkan korban dengan kasar dan dilanjut ada pemukulan di bagian
kepala.
Siswa berusia 16 tahun yang jadi korban itu hanya bersikap pasrah, menundukkan kepala, dan melindungi kepalanya dengan tangan. Dia duduk di kursi dan menunduk di meja.
Baca juga : Akhirnya Oknum Guru Ngaji Dibekuk Polisi, Diduga Cabuli Santrinya Sesama Jenis
"Woi tangi woi, woi tangi
woi," teriak seorang dalam 2 potongan video yang berdurasi singkat itu.
Ayah korban, S, mengaku sempat emosi
saat pertama kali mendengar kabar penganiayaan terhadap anaknya.
Seketika dia langsung menghubungi wali
kelas anaknya untuk meminta penjelasan terkait pengawasan dari pihak sekolah.
"Waktu saya lihat videonya itu
marah sekali saya. Langsung saya telepon wali kelas sembilan untuk menjelaskan
kok bisa anak saya sampai dipukuli seperti itu. Kemudian pihak sekolah
memastikan untuk segera ditangani," ujarnya ditemui detikJateng di
rumahnya, Jumat (23/2/2024).
Satu hari setelah kejadian itu dia
dipanggil pihak sekolah untuk menemui pelaku.
Kemudian pihak sekolah dan keluarga
tidak ingin membawa ke ranah hukum, sebab usianya yang masih di bawah umur.
"Saat itu kepala sekolah memanggil
tujuh anak yang sudah mengakui kesalahannya. Tidak ingin kejadian terulang
lagi, saya minta surat pernyataan untuk tidak mengulangi kembali aksi pemukulan
itu. Biar ada rasa tanggung jawab, surat pernyataan itu ditandatangani pelaku
dan bermaterai," jelasnya.
Ironisnya, pada hari Kamis (22/2) saat
perjalanan pulang sekolah korban kembali dihadang pelaku. Kemudian korban
diancam dan diminta uang untuk beli rokok.
"Salah satu anak itu sempat mengancam dan meminta uang ke anak saya. Ancamannya itu bunyinya 'jangankan kamu, ayah kamu aja saya berani lawan'. Kemudian anak saya tidak memberikan uang dan ditendang sampai jatuh," jelasnya.
Baca juga : LBH Desak Polisi Segera Ringkus Pelaku yang Berada di Sekitar Korban
Dia menambahkan, dengan adanya kejadian
itu pihaknya datang ke Polsek Japah untuk meminta perlindungan ke pihak
kepolisian. Bukan untuk melaporkan kejadian tersebut.
Tindakan Sekolah
"Ini aja sudah ada surat pernyataan
dari sekolah di atas surat bermaterai saja dilanggar pelaku. Jadi saya minta
perlindungan ke polisi untuk meminta perlindungan dari pelaku jika terjadi
pemukulan di luar sekolah," jelasnya.
Sementara itu, pihak Kepala SMP
tersebut, Budi Ariyanto telah memanggil semua siswa terkait.
"Itu kemarin kejadiannya hari
Selasa (20/2), saya tahunya hari Rabu. Hari Rabu saya panggil semuanya dan saya
interogasi motifnya apa. Ternyata motif mereka itu iseng atau guyonan,"
terangnya.
Mendengar hal itu, Budi menyayangkan
kejadian tidak pantas itu. Dia juga meminta keterangan dari siswa yang
melakukan bullying terhadap korban. Pihaknya memanggil orang tua dari siswa
yang terlibat.
"Sudah saya bilangin, 'kamu nek
guyon ora ngono kuwi' (kamu kalau becanda jangan seperti itu). Itu kan
kelewatan. Jadi anak (korban) itu tertidur di kelas. (Pelaku) kira kira ada 4
atau 5 anak," jelasnya.
"Semua sudah diselesaikan. Orang
tuanya sudah datang ke sekolah dan membuat surat pernyataan tidak akan
mengulangi lagi. Orang tua korban juga tidak akan menuntut si pelaku,"
ungkapnya.
Langkah Kepolisian
Pihak kepolisian akhirnya memanggil
pihak terkait hari ini. Polisi memanggil guru, orang tua, pelaku dan korban.
"Iya mas, ini masih diselesaikan di Polsek. Anak-anak, orang tua dan guru kita panggil di Polsek," jelas Kapolsek Japah AKP Isnaeni saat dimintai konfirmasi detikJateng, Jumat (23/2/2024).
Baca juga : Diduga Diperkosa Tujuh Pemuda, Siswi Difabel di Blora Sampai Hamil
Pihak kepolisian mencoba mengklarifikasi
terhadap pihak yang terlibat untuk dimintai keterangan.
"Itu kejadiannya hari Selasa, Rabu
sudah diselesaikan di sekolah, sudah dibuat surat pernyataan. Hari ini Jumat
saya undang pihak sekolah dan anak-anak serta orang tua pelaku dan korban,"
imbuh dia.
Isnaeni meminta kepada guru-guru agar intensif mengawasi dan mendidik anak-anaknya khususnya selama jam sekolah.(Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment