INFOKU, BLORA – Dari data yang diperoleh, pada kasus deman berdarah dangue (DBD) tercatat sebanyak 266 penderita sepanjang 2023.
Dari
jumlah itu ada 12 orang yang meninggal dunia. Ada sepuluh kecamatan menjadi lokasi
terbanyak penderita DBD selama 2023.
Kapala
Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora Edy Widayat mengungkapkan, kasus DBD sepanjang
tahun lalu tercatat 266 kasus. Sebanyak 12 penderita meninggal dunia karena
Nyamuk Aedes Aegypti tesebut.
Banyaknya
kasus DBD menjadi salah satu penyebab IGD RSUD Blora penuh pasien.
“Walaupun
tidak semua IGD dipenuhi pasien DBD. Akhir-akhir ini ada peningkatan kasus DBD,
untuk itu warga harus waspada,’’ terangnya.
Baca juga : Ruang IGD Penuh Seiring Meningkatnya Kasus DBD di Blora
Edi
memaparkan, persebaran kasus DBD yang cukup banyak itu berada di 10 kecamatan.
Di Blora Kota ada 37 kasus, Ngawen 29 kasus, Kunduran 25 kasus, Kecamatan
Tunjungan 26 kasus. Selanjutnya, Kecamatan Cepu 23 kasus, Randublatung 23
kasus, Japah 17 kasus, Bogorejo 12 kasus, dan Kecamatan Banjarejo ada 12 kasus.
Cuaca yang tidak menentu dan intensitas hujan tinggi akhir-akhir ini juga memicu bertambahnya
kasus DBD. Ia mengingatkan warga untuk waspada dengan serangan penyakit DBD.
Terkait pencegahan, foging atau pengasapan digencarkan, minggu lalu sebanyak 90 rumah
di Kelurahan Tegalgunung, Blora Kota.
“Dinkes
selalu gerak cepat saat ditemukan kasus DBD," katanya.
Baca juga : Penyebaran Demam Berdarah Mulai Muncul di Seluruh Wilayah Blora
Fogging
bertujuan untuk mengendalikan vektor penyakit khususnya nyamuk. Hanya efektif
dalam membunuh nyamuk dewasa tidak untuk larva, telur ataupun jentik nyamuk.
Justru
yang paling efektif, masyarakat dihimbau untuk giat melakukan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), dengan melakukan 3M plus.
“Termasuk melakukan penyuluhan kesehatan, PJB ( Pemeriksaan Jentik Berkala), PE kasus & PSN dengan 3 M rutin tiap seminggu sekali,'' tandasnya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment