INFOKU, BLORA – Ada dua OPD yang serapan anggaraanya masih rendah, yakni dinas sosial pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (dinsos P3A) dan badan kesatuan bangsa dan politik (Bakesbangpol).
Serapan
kedua OPD tersebut
masih kisaran 50 persen, tambahan penghasilan pegawai (TPP) di dua OPD tersebut
tidak diberikan secara maksimal.
Kepala
Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Blora Slamet
Pamudji mengatakan, secara keseluruhan serapan anggaran rata-rata di angka 80
persen. Serapan akan mencapai 90 hingga 100 persen mendekati akhir bulan.
Baca juga : Pajak Sektor Hotel dan Restoran Belum Maksimal
“Biasanya
karena ada pengerjaan fisik. Sehingga harus menunggu selesai baru dibayarkan,’’
jelasnya.
Serapan
di dinsos
P3A baru di angka 53,32 persen. Dari total anggaran Rp 16,3
miliar dan yang terserap baru Rp 8,7 miliar.
Di Bakesbangpol serapannya
di bawah 50 persen. Persisnya 49,21 persen. Dari total Rp 27,1 miliar yang
terserap baru Rp 13,3 miliar.
“Untuk Bakesbangpol kemungkinan
karena banyak dana hibah kaitannya dengan pemilu. Anggarannya separo dari
anggaran untuk Bakesbangpol,’’
ucap pria yang akrab disapa Mumuk itu.
Mumuk
menambahkan, untuk monitoring sebenarnya sudah ada tiap bulan, sehingga capaian
serapan anggaran bisa maksimal.
Dari
monitoring itu, setiap OPD yang tidak memenuhi serapan sesuai ketentuan mendapatkan
perhatian.
Baca juga : DPRD Duga Keterlambatan Proyek Infrastruktur Karena Proses Praperencanaan & Rekanan Kurang Bonafit
“Jadi
TPP-nya untuk pegawai di OPD tidak diberikan maksimal. TPP itu kan diberikan penuh jika
kinerja sesuai target. Kalau tidak terpenuhi ya reward-nya itu tak maksimal.
Jadi bukan memotong TPP. Hanya TPP tidak diberikan full. Ini beda. Karena TPP
itu reward,’’ tambahnya.
Kepala Dinsos P3A Kabupaten Blora Luluk
Kusuma menjelaskan, masih rendahnya serapan di instansi yang ia pimpin lantaran
ada beberapa alasan. Yakni belum cairnya DBHCHT hingga soal program satu desa
dua sarjana.
“Untuk
DBHCHT sudah masuk dan tinggal transfer ke penerima,’’ jelasnya.
Baca juga : Rekanan Terancam Tidak Dibayar bila Pencairan Lewati tahun
Sementara untuk program satu desa dua sarjana masih menunggu koordinasi dengan pihak bank BPD JATENG untuk virtual account bagi penerima manfaat. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment