INFOKU, BLORA – Saat ini di Blora ramai dibicarakan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, tentu para korban membutuhkan pendampingan psikologi.
Tapi ironisnya, tenaga psikolog
yang dimiliki Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora hanya satu orang.
Pelaksana Tugas (Plt) Dinas
Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Blora Luluk
Kusuma Agung Ariadi mengatakan, penanganan kasus kekerasan anak
di Blora butuh psikolog.
Sementara, tenaga psikolog di
daerah kurang, dan juga rumah singgah atau rumah aman butuh optimalisasi.
Baca juga : Waspada... ! Pemerkosa Siswi Difabel Di Blora Masih Berkeliaran
“Rumah singgah itu paling berat.
Kemudian penanganan terkait dengan anak, yakni korban pencabulan anak.
Sementara psikolog di kabupaten hanya satu,” jelasnya.
Meski minim, terang dia, pihaknya
mengupayakan pendampingan psikologi tetap berlangsung.
Termasuk upaya menggandeng Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas) Cepu agar
turut bantu mengkaver pendampingan psikologi di wilayah Cepu,
Kedungtuban, Sambong, Menden, Randublatung, dan lainnya.
“Saya menyampaikan hal ini kepada
PPSDM untuk meminta bantuan psikolog,” imbuhnya.
Sekretaris Dinas Kesehatan
(Dinkes) Blora Nur Bestia Bertawati menerangkan, psikolog yang
mempunyai wewenang melakukan pendampingan psikologi hanya ada satu
orang.
Baca juga : Upaya Preventif Kekerasan Seksual Terhadap Anak Didukung Komisi D DPRD Blora
Saat ini, bertugas di RSUD Blora,
termasuk untuk memberikan pendampingan kepada korban perempuan dan anak di
daerah.
“Kami hanya ada satu (psikolog)
saja yang sudah S-2. Sebenarnya juga ada (psikolog) yang S-1. Tapi secara
prosedur tidak diperbolehkan (memberikan pendampingan psikologi),”
terangnya.
Nur menjelaskan, belum ada
rencana penambahan psikolog tahun ini.
Karena harus melalui perekrutan
aparatur kepegawaian daerah, bisa disiasati dengan perekrutan melalui badan
layanan umum daerah (BLUD).
Baca juga : Polisi Tangkap Satu Pelaku Pemerkosa Siswi Difabel Blora
Sebab, BLUD punya
otonomi pengelolaan anggaran.
“BLUD bisa merekrut, jadi bukan langsung ikatan dinas atau pegawai pemda,” katanya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment