INFOKU, BLORA - Longsoran sungai Desa Ngampon Kecamatan Jepon (turut Dusun Glagahan Desa Jepangrejo Kec. Blora) mulai ditangani secara kolaborasi antara Pemdes Ngampon, Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana serta masyarakat desa setempat.
Excavator, material dan tenaga
kerja yang juga melibatkan relawan Operasi Pemeliharaan (OP) Jaringan Irigasi
mulai melakukan aktivitas pekerjaan sejak Rabu (16/8/2023).
Kepala DPUPR Blora
Samgautama Karnajaya, melalui Kepala Bidang SDA DPUPR Surat mengatakan
kolaborasi yang dimaksudkan saling membantu dan melengkapi guna terlaksananya
pelaksanaan penanganan yang sudah ditunggu oleh masyarakat di wilayah Desa
Ngampon.
“Sebelumnya kami sudah melakukan
peninjauan bersama warga, perangkat desa dan tokoh masyarakat pada hari Jumat
(28/7/2023) lalu," jelasnya, Jumat (18/8/2023).
Baca juga : Proyek Tidak Rampung, RPH Jadi Kendala Sertifikasi Halal Olahan Daging
Kemudian, setelah diinjau, pada
Rabu (16/8/2023) excavator dan operatornya kami datangkan berikut material
lainnya seperti batu dan bronjong kawat dan langsung ditangani,
Untuk anggaran, jelas Surar dari
Pemkab Blora, tetapi jika masih kurang maka desa mengupayakan kekurangannya,
kolaborasi bersama.
“Penanganannya permanen dengan
konstruksi talud bronjong. Sehingga kedepannya mampu mengatasi lokasi yang
longsor dan jalan lingkungan longsor yang berada di pinggir sungai dapat
berfungsi kembali seperti sedia kala,” jelasnya.
Kabid SDA DPUPR, Surat
menambahkan bronjong kawat baru 85 buah yang dikirim dari rencana kebutuhan
sekitar 150 buah.
"Sisanya nanti akan
diupayakan dimintakan bantuan ke Pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR BBWS
Pemali Juana Semarang," jelasnya.
Ditegaskan kegiatan ini bukan
proyek melalui penyedia jasa, tetapi berupa kegiatan tanggap darurat
kebencanaan.
Baca juga : Belum Ada Kesepakatan Pengganti Harga Tanah pada Proyek Bendung Gerak Karangnongko
"Dari kami memberikan
bantuan batu belah, alat berat dan tenaga tetapi terbatas sesuai dengan
ketersediaan bahan dan material yang ada pada kami," terangnya.
Selanjutnya kekurangan material
dan tenaga kerja kami sangat berharap bisa dibantu dari pihak desa agar nanti
penanganan longsoran tersebut diupayakan bisa tuntas.
Untuk diketahui sejumlah warga RT
04/RW I dan sekitarnya di Desa Ngampon diselimuti rasa was-was dan kawatir
akibat longsoran tanah di tepi sungai desa setempat.]
Lebih kurang enam tahun, sekitar
20 rumah warga Ngampon diliputi rasa kekawatiran dampak longsoran yang diduga
gerusan air berkelanjutan saat terjadi banjir di musim hujan.
Kondisi itu juga diperparah talud
beton yang dibangun tahun 2021 dari dana desa juga ambrol.
Baca juga : Ternyata di Blora Hanya Tiga Galian C Berizin, Banyak yang Ilegal
Sutarmin, salah satu perangkat
desa Ngampon menjelaskan panjang longsoran total ada 45 meter menyebar di dua
titik lokasi, lokasi I panjang longsor 25 meter, tinggi 2 meter dan lebar 5
meter. Titik longsoran II panjang 20 meter, lebar 5 meter dan tinggi 2 meter.
Kepala Desa Ngampon, Sukirno
mengungkapkan dengan adanya penanganan longsoran itu sangat bersyukur.
“Sangat senang, bersyukur dan mendukung. Semoga nanti menjadi lebih baik. Masyarakat sekitar diharapkan bisa ikut gotong royong,” ungkapnya. (Setyorini/KOM)
0 Comments
Post a Comment