INFOKU, BLORA – Berbagai upaya kalangan legislatif mempertemukan Blora Patra Energi (BPE), Pertamina EP Field Cepu, dan perkumpulan penambang belum terlaksana.
Sebab, agenda
pertemuan yang seharusnya digelar hari ini (19/6) diundur Kamis depan (22/6).
Pertemuan itu untuk memperbaiki hubungan BPE dengan para penambang.
“Pertemuan antara
pihak BPE dan perkumpulan penambang diundur. Jadwal yang seharusnya Senin
(19/6) diubah menjadi Kamis (22/6). Diundur empat hari,’’ ungkap Ketua Komisi B
DPRD Blora Yuyus Waluyo kemarin (18/6).
Baca juga : Polda Jateng Tutup Pengeboran Sumur Ledok Blora , Penambang Minta Tindak-Lanjutnya
Yuyus menerangkan,
alasan pengunduran jadwal karena hal teknis yang perlu dipenuhi terlebih
dahulu.
Pertemuan itu
digadang-gadang untuk memperbaiki komunikasi antara perkumpulan penambang sumur
tua dengan BPE. Sebelumnya BPE mendapat sorotan dari pihak Pertamina.
“Kami jembatani
pertemuan untuk menemukan kesepahaman antara kedua belah pihak,’’ tuturnya.
Pada pertemuan
kedepan pihaknya bakal mengacu pada prosedur yang tertuang dalam regulasi.
Yakni, BPE sebagai pengelola sumur tua. Sehingga, perlu mengetahui permasalahan
yang terjadi di lapangan.
“Selama ini
menggandeng pihak ketiga. Nanti pertemuan kita tekankan lagi untuk sesuai
regulasi,’’ jelasnya.
Baca juga : BPE Mengaku Diintimidasi, Sudah Setor Rp. 50 juta
Ketua Perkumpulan
Penambang Minyak Sumur Timba Ledok (PPMSTL) Daryanto menyampaikan ,70 sumur yang
menjadi sorotan Pertamina bakal diupayakan aktif kembali dan bisa berproduksi.
Namun pihaknya mengaku akan mengkoordinasikan terlebih dahulu dengan BPE.
“Nanti seperti apa
(hasil koordinasi, red) gitu mas. Kan perlu sharing-sharing dulu. BPE seperti
apa, inginya bagaimana. Karena kan yang jelas kalau kami sendiri mengerjakan
kan lama juga. Dan membutuhkan modal,” terangnya.
Baca juga : Akhirnya Dirut BPE Mengundurkan Diri
Dia menyampaikan saat ini sudah ada 127 titik sumur minyak yang telah berproduksi dari total 197 titik yang ada di Lapangan Ledok. Sebanyak titik itu menghasilkan rerata 970 ton per bulan. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment