INFOKU, BLORA – Paska undurnya Dirut BPE
beberapa waktu lalu, nampaknya kinerja PT Blora Patra Energi (BPE) mulai
menjadi sorotan.
Penyebabnya, kinerja badan usaha milik daerah (BUMD) Blora itu dinilai menurun.
Dari 196 titik sumur tua di
Lapangan Ledok, Kecamatan Sambong, Blora, 70 di antaranya belum tergarap.
PT Pertamina EP Field Cepu
memberi tenggat waktu enam bulan kepada BPE untuk mengurusnya. Jika sumur tidak
tergarap, Pertamina bakal menarik pengelolaanya.
Ada 198 titik sumur tua di
Lapangan Ledok yang yang mendapatkan izin Pertamina dan dikelola oleh BPE.
”Namun, masih ada sekitar 70-an
sumur yang belum dikerjakan,” ungkap Asisten Meneger Production Operation
Pertamina EP Cepu Field Ardi, saat audiensi kisruh BPE di kantor DPRD Sabtu
(10/6) lalu kepada pers.
Baca juga : Polda Jateng Tutup Pengeboran Sumur Ledok Blora , Penambang Minta Tindak-Lanjutnya
Menurut Ardi, pengelolaan sumur
tua oleh BPE pada 2022 dinilai kurang maksimal.
Sebab, 70 an sumur masih belum
dikelola penuh. BPE masih mempunyai waktu satu tahun dari 1,5 tahun yang
diberikan untuk mengoptimalkan potensi sumur tua di Ledok.
”Apabila enam bulan terakhir
sumur tua tidak ada yang dikelola, mau tidak mau akan ditarik kembali oleh
Pertamina,” terangnya.
Ardi menyampaikan, menurunnya
kinerja BPE itu dinilai dari segi koordinasi di lapangan.
Selain itu, BPE juga tidak
melaporkan investor yang masuk kepada Pertamina. Diduga BPE tidak mengetahui
siapa saja investor yang masuk.
Baca juga : BPE Mengaku Diintimidasi, Sudah Setor Rp. 50 juta
Baca juga : Akhirnya Dirut BPE Mengundurkan Diri
”Kami berharap segera dilakukan
perbaikan dan ada perubahan di BPE,” katanya.
Plt Direktur BPE Blora Prima
Segara belum memberikan tanggapan terkait itu. Saat dikonfirmasi melalui
sambungan telpon Minggu (11/6) tidak diangkat.
Sikap Keras DPRD Blora
Sementara anggota DPRD Blora
meminta manajeman PT BPE untuk mengoptimalkan pengelolaan sumur tua Ledok yang
belum tergarap.
Selain itu, juga minta manajemen
untuk membenahi komunikasi dengan berbagai pihak.
Ketua Komisi B DPRD Blora Yuyus
Waluyo mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali memanggil manajemen BPE untuk
melakukan klarifikasi.
”Untuk mengoptimalkan sumur tua,
BPE juga harus mengwasi di lapangan,” jelasnya.
Yuyus mengatakan, audiensi dengan
Pertamina, penambang dan BPE Sabtu (10/6) lalu bakal ditindaklanjuti oleh
Pertamina pada 19 Juni mendatang.
Baca juga ; Inilah Jumlah Sesungguhnya Sumur Minyak Tua Yang Ada di Kabupaten Blora
Menurutnya, selama 2017-2021
kinerja BPE cukup baik, bahkan mendapat penghargaan.
Mendapat penghargaan BUMD terbaik
se-Indonesia. Hanya pada tahun 2022-2023 ini dipertanyakan, terangnya.
Dia melanjutkan, pihaknya bakal mengajak BPE kembali membenahi komunikasi dengan berbagai pihak. Diantaranya dengan perkumpulan penambang minya sumur timba Ledok (PPMTSL) dan para penambang.
”Kami akan menata kembali, kami fasilitasi Pertamina bersama BPE untuk bertemu dengan teman-teman penambang,” ucapnya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment