INFOKU, BLORA – Dari Data Badan
Pusat Statistik (BPS) Blora, produksi tembakau tahun lalu menurun 30,84
kuintal.
Kondisi tersebut ditengarai jumlah petani tembakau berkurang. Pemkab Blora
tengah memberikan stimulan subsidi pupuk dan alsintan menggenjot produksi.
Kepala Dinas Pangan Pertanian Perikanan dan Peternakan (DP4) Blora Gundala Wejasena mengatakan, pada 2022 petani menanam tembakau cenderung menurun. Namun, harga diperoleh petani cenderung tinggi.
Petani banyak yang untung besar meski tanamannnya tidak sebanyak 2021.
“Tahun ini diperkirakan musimnya cocok bertanam tembakau. Harga tahun lalu
tinggi, biasanya petani akan bertambah menanam tembakau,” katanya kemarin
(18/5).
Menurutnya, saat musimnya sesuai dan harga tahun lalu cenderung tinggi bisa
mendorong petani bertanam tembakau lagi.
“Blora termasuk penghasil tembakau dengan luas lahan sekitar 1.000
hektare,” jelasnya.
Data BPS Blora 2022 akhir tahun lalu panen padi mencapai 1.057,38 kuintal,
berkurang 30,84 kuintal 2021 sebanyak 1.026,54 kuintal.
Baca juga : Pratama Arhan: Bu, Emas ..... Pamer Medali Saat Video Call dengan Ibunya
Terdapat dua varietas tembakau, petani di Kecamatan Jiken sampai Todanan
menanam varietas kasturi. Tembakau kemitraan dengan PT Sadhana Arif Nusa.
Sedangkan tembakau di selatan Blora ditanam di Kecamatan Randublatung dan
Kradenan, varietas gilang mancung dan gilang banteng,” bebernya.
Menurut Gundala, tanaman tembakau sebagian besar ditanam saat musim tanam
ketiga atau musim kemarau. Hanya sebagian kecil ditanam saat musim tanam kedua
biasanya lahan masih ditanami padi.
Baca juga : 60 KTH dengan Ratusan Petani Ajukan Perhutanan Sosial
“Harga tembakau fluktuatif. Pada 2020 harga kurang baik. Pada 2021 musim
kemaraunya basah sehingga kurang sesuai menanam tembakau,” paparnya.
Untuk meningkatkan produksi petani, pemkab menyuplai alsintan dan pupuk
kepada para petani tembakau.
Yakni, 43 unit cultivator, 2 unit kendaraan roda tiga, 2 unit traktor roda
dua, 25.000 kg NPK rendah Khlor, 78.000 kg pupuk ZA, dan Plastik UV sebanyak 50
lembar. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment