INFOKU, BLORA – Hasil
Laboratorium kualitas air Bengawan Solo tampaknya belum bisa diketahui.
Hal ini karena alat pendeteksi kualitas air milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Blora belum bisa digunakan.
Kondisi itu terjadi akibat alat pengukur tertimbun longsor. DLH sudah
meminta penyedia jasa agar mendatangkan alat baru.
“Hingga hari ini ONLIMO-nya masih eror. Belum bisa digunakan mendeteksi
kualitas kadar air Bengawan Solo. Alatnya belum dikirim dari Jakarta,’’ ungkap
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup dan
Pengelolaan Keanekaragaman Hayati DLH Blora Gartini kemarin (30/1).
Gartini menyampaikan, alat yang ditempatkan di sekitar bantaran sungai di
Cepu itu tertimbun longsor.
Baca juga : Jelang Tahun Pelajaran Baru 2023/2024, Sekolah Rusak Belum Juga di Renovasi
Alat itu berdampingan dengan pipa penyedot air milik PDAM Cepu. Longsoran
itu mengakibatkan air yang masuk dalam alat pendeteksi tersumbat tanah.
“Karena kondisi air sungai surut, saat ini sampahnya juga banyak numpuk di
DAS (daerah aliran sungai)-nya,” terangnya.
Gartini menjelaskan, alat pengukur kualitas air baru terpasang tahun ini
dari dana alokasi khusus (DAK) dengan alokasinya sekitar Rp 1,2 miliar.
Saat ini masih tahap pemeliharaan penyedia jasa. Sehingga, untuk pengajuan
pergantian alat saat terjadi kerusakan masih menjadi tanggung jawab penyedia.
Baca juga : Jalan Kepoh Rusak Lagi, Pemadatan Tahun Lalu Tak Cukup Kuat
“Kami sudah kirim pengajuan. Alat pengukur ONLIMO dibeli dari luar
negeri,’’ jelasnya.
Alat yang sama sebelumnya juga terpasang di Kecamatan Kradenan. Namun alat
tersebut diklaim juga mengalami kendala server. Sehingga, pengukuran kualitas
air tidak bisa akurat.
“Kalau itu digunakan belum memenuhi kriteria kondisi kualitas air,”
terangnya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment