Tembus Rp 18 Juta, Harga Sapi Mulai Membaik

 

INFOKU, BLORA  – Kasus Penyakit Lato-lato pada sapi atau Lumpy Skin Disease (LSD) dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi terus menurun.

Hingga kini hanya ada 3 ekor sapi yang terjangkit PMK. Sedangkan kasus LSD ada 7 sapi yang terjangkit.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehaatan Hewan Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perinakan Blora TejoYuwono mengatakan, musim kemarau menjadi salah satu faktor turunnya kasus LSD dan PMK.

Sebab, cuaca dan suhu pada musim kemarau mempengaruhi tumbuh kembang lalat dan nyamuk yang diketahui sebagai salah satu vector pembawa virus tersebut.

Hingga saat ini menyisakan 3 ekor sapi yang masih terjangkit PMK dan 7 ekor sapi yang terjangkit LSD.

Baca juga : Hasil Evaluasi Komisi B DPRD Blora, BWU Masih Rugi

Sebelumnya, semenjak tahun lalu ada 4.961 jumlah kasus PMK dan LSD yang menjangkiti sapi-sapi di Blora.

“Kemarau sudah tiba dan sudah melalui cuaca ekstrem. Selain itu, kami selama ini sudah berupaya untuk memberantas virus tersebut dengan cara melakukan penyuluhan, edukasi, dan pengobatan secara langsung di tiap-tiap kecamatan,’’ jelasnya.

Penurunan tren virus tersebut, disambut gembira oleh para peternak sapi.

Sebab, pasar hewan sudah kembali beroperasional dan harga-harga sapi mulai bangkit kembali normal.

Dari pantauan, harga sapi kini di kisaran Rp  14 juta hingga Rp 15 juta per ekor.

Baca juga : Ketua DPRD Blora Tak Gentar, Walau Diadukan ke KPK soal Honor Narasumber

“Saat PMK dan LSD sedang marak-maraknya, harga sapi anjlok di sekitar Rp 9 juta. Kini sudah mulai bangkit. Untuk harga normalnya Rp 18 juta,’’ jelasnya.

Tejo menambahkan, masyarakat diharap tetap waspada dan menjaga kebersihan kandang guna untuk mencegah persebaran virus-virus lagi. (Endah/IST)



Post a Comment

0 Comments