Volume Sampah Di TPA Blora, Selama Lebaran Meningkat



INFOKU, BLORA - Selama lebaran jumlah volume sampah yang masuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berada di desa Temurejo Kecamatan Blora kabupaten Blora mengalami peningkatan Yang signifikan.

Biasanya setiap hari rata-rata 20,04 ton/hari, selama lebaran menjadi 28,183 ton/hari.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup(DLH) Istadi Rusmanto saat jumpa pers 

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup(DLH) Istadi Rusmanto saat jumpa pers di Aula Kantor setempat, Jumat ,28/04/2023.

“Masih dalam suasana Lebaran Ini, saya selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blora, Sebelumnya menyampaikan minal aidzin walfaizin mohon Maaf Lahir batin,” ucap Istadi Rusmanto mengawali jumpa persnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora Istadi Rusmanto menyampaikan  bahwa selama libur Idul Fitri 2023, petugas kebersihan, baik penyapu jalan maupun petugas TPA, tetap aktif melaksanakan tugas dan tidak libur.

Baca juga : ASN, TNI, Polri, Kades, Perades, Harus Mundur bila Nyaleg

Tentunya, hal ini dalam rangka agar kebersihan dan kenyamanan kota tetap terjaga.

Istadi Rusmanto juga menjelaskan pada tanggal 13 hingga 14 Maret yang lalu DLH telah menyelenggarakan Kongres sampah yang menghasilkan 7 rekomendasi.

Untuk itu DLH  akan laksanakan dalam menindaklanjuti hasil kongres sampah antara lain, bersama-sama dengan semua pihak untuk mewujudkan desa/kelurahan mandiri pengelolaan sampah di Kabupaten Blora.

Baca juga : Ketua DPRD Blora Tak Gentar, Walau Diadukan ke KPK soal Honor Narasumber

Mewujudkan lembaga pendidikan dan perkantoran mandiri pengelolaan sampah di Kabupaten Blora, Membangun 15 gedung bank sampah di desa dan mengkampanyekan pengurangan sampah dan pengelolaan sampah ,Pengurangan serta pengelolaan sampah masuk dalam kurikulum pendidikan formal maupu non formal.

“Kita mencanangkan program baru di 2 kecamatan, masing-masing kecamatan terdiri dari 2 desa dan tiap desa terdiri dari 10 KK sebagai pilot project kegiatan komposter satu negeri di Kabupaten Blora dan Peningkatan SDM dan penyediaan sarana prasarana teknologi pengelolaan sampah,” tambah Istadi Rusmanto Kepala DLH Blora.(Endah)




Kuota Transmigran 1 KK, Pendaftar 11 Warga Blora Akan Diseleksi  

INFOKU, BLORABanyak warga ingin mencoba peruntungan di luar daerah, diantaranya menjadi transmigran dan tenaga kerja Indonesia (TKI).

    Pemerintah daerah tahun ini mendapat kuota transmigrasi hanya satu kartu keluarga (KK).

ilustrasi

   Jumlah tersebut tak mencukupi pendaftar yang berjumlah 11 kepala keluarga, sehingga bakal diseleksi.

   Peminat transmigrasi rerata warga Kecamatan Randublatung.

   Kepala Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan (Dinperinaker) Blora Endro Budi Darmawan mengatakan peminat transmigrasi tahun ini tercatat ada 11 KK.

   Sedangkan kuota yang diberikan pemerintah pusat kepada daerah hanya 1 KK.

Baca juga : Telan Dana Rp 500 Juta, Jalan Dusun Gejeg-Kemadoh Rusak Lagi

   “Mereka yang telah mendaftar nantinya akan diseleksi tim dari pemerintah provinsi. Berkas telah dikirim dan menunggu pengumuman,” ujarnya.

   Endro memaparkan, rerata peminat transmigrasi merupakan warga Desa Temulus Kecamatan Randublatung.

   Terdapat 5 KK dari Randublatung dari 11 pendaftar itu. Sejak dulu kecamatan yang terletak di sebelah selatan tersebut banyak warga yang berkeinginan merantau.

   “Memang banyak peminat dari Randublatung, Bekerja keluar kota mencoba peruntungan. Beberapa yang telah ikut program transmigrasi sukses di tempat tujuannya,” terangnya.

   Endra menambahkan, juga banyak warga yang ingin menjadi TKI. Namun, terkait jumlah warga yang menjadi TKI pihaknya tidak dapat memaparkan data.

   Sebab, di Blora tidak ada perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI). “Kalau TKI memang merata di semua kecamatan ada. Untuk data kami tidak dapat menjangkaunya karena di daerah tidak ada perusahaan PJTKI,” terangnya.

   Ditempat terpisah kades Temulus Kecamatan Randublatung Suhartono membenarkan jika beberapa warganya telah mendaftar sebagai peserta transmigrasi. Pihaknya mengaku telah menyediakan uang pesangon jika warganya terpilih dan berangkat.

   “Kami mensuportnya. Dari desa juga telah siapkan pesangon sekitar Rp 5 juta kalau memang benar jadi, tapi kelihatnya agak ragu,” terangnya.

Baca juga : Hasil Evaluasi Komisi B DPRD Blora, BWU Masih Rugi

   Keraguan itu menurutnya saat ada sosilisasi di keluarahan, bayangan warga jadi transmigran sudah dipenuhi segala fasilitas.

   Namun saat pegawai dari transmigrasi melakukan sosialisasi. Para transmigran harus berusaha. Sebab, rerata peminat transmigrasi berprofesi sebagai petani.

   “Kemungkinan yang di bayangkan enak seperti zaman Suharto, tapi kan memang perlu usaha. Rerata yang ingin ikut program transmigrasi kesehariannya sebagai petani,” tuturnya.

   Suhartono mengungkapkan, warga desanya sudah banyak yang menjadi transmigran. Yang jadi perantau juga banyak. Mereka mencoba peruntungan untuk kehidupan lebih sejahtera.

   Seperti di Sumatera, Kalimantan hingga Papua. Bahkan di Desa Temulus sudah ada grup medsos tersendiri untuk tetap berkomunikasi dan mengingat kampung halaman.

   “Ada grup whatsappnya sendiri, meraka yang ingin dan sudah menjadi transmigran atau pekerja diluar daerah, sebagai media komunikasi,” terangnya. (Endah/IST)



Post a Comment

0 Comments