Di Pasar Wirosasi, Jatirogo Tuban, Padangan Bojonegoro, Cara Perdagang Blora Jual Ternaknya

 

INFOKU, BLORA Terlalu lama ditutupnya pasar hewan Blora mulai dikeluhkan para pedagang.

Sebab, sudah dua bulan ini mereka tidak menjual ternaknya di Blora. Mereka terpaksa menjual ternak ke luar daerah.

Suasana Pasar Pon Blora yang masih ditutup

Pemkab memperkirakan seminggu lagi pasar itu sudah bisa dibuka lagi.

Bakri, salah satu pedagang sapi mengatakan, pasar hewan atau yang biasa disebut Pasar Pon Blora sudah tutup sejak 10 Januari lalu.

Namun,pasar di luar Blora seperti Pasar Wirosasi, Pamotan, Jatirogo Tuban, Padangan Bojonegoro, dan pasar hewan lainnya tetap buka.

“Pasar tutup katanya ada PMK. Kalau sekarang mau tidak mau ya jual di luar Blora. Kalau ini terus dilakukan kasihan para pedagang,” terangnya.

Baca juga : Diduga Ada Oknum Bermain Harga, Puluhan Kios Blok S Belum Terisi

Dia berharap Pasar Pon Blora bisa dibuka kembali. Sehingga perekonmian bisa kembali bergeliat. Selama pasar tutup, dirinya hanya bisa jual sapi sekitar 3-4 ekor saja. Berkurang 50 persen lebih.

“Kalau seperti ini, pedagang sapi menjerit. Mohon pasarnya dibuka. Pemerintah bisa keliling di wilayah lain, pasar hewan pada buka, kenapa disini tidak,” ucapnya.

Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DP4) Blora Kabupaten Blora Gundala Wejasena mengaku, pasar hewan memang masih ditutup. Pihaknya berencana membuka pasar hewan minggu depan. Sebab, perlu kajian perkembangan penyakit mulut dan kuku (PMK).

Baca juga : Inilah Curhat Petani Hutan Blora ke Jokowi

“Minggu depan mungkin bisa dibuka dengan protokol kesehatan, menunggu rapat satgas PMK,” ucapnya.

Disisi lain, pembangunan infrastruktur jalan di Blora juga masih menjadi pekerjaan rumah pemkab setempat. Mulai jalan nasional, provinsi, kabupaten hingga jalan desa butuh perbaikan.

“Di sela kunjungan kerja kemarin kami sampaikan ke Presiden bahwa kondisi jalan di Kabupaten Blora masih ada yang rusak dan butuh dukungan anggaran dari pusat,’’ ujar Bupati Blora Arief  Rohman.

Arief Rohman akui pihaknya mendorong Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Jawa Tengah untuk membangun jalan yang menghubungkan Blora, Purwodadi, hingga Semarang.

Sebab, jalan provinsi tersebut kondisinya rusak. Sehingga, untuk menuju Semarang dengan rute itu harus berputar melalui Ngawi. (ndah/IST



 

Post a Comment

0 Comments