INFOKU BLORA – Kurang lebih sebanyak 17.608 hektare lahan di Blora
berstatus kritis.
Hal tersebut berdasarkan hasil survei Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Blora tahun lalu.
Jumlah itu terdiri atas 846 hektare lahan di luar
kawasan hutan dan 16.763 hektare di dalam hutan.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati DLH Blora Gartini
mengatakan, lahan berstatus kritis itu tersebar di 9 desa yang ada di 7
kecamatan.
Pihaknya berencana menanami lahan itu dengan tanaman
pengeras dan tanaman buah.
Sayangnya, lanjutnya, anggaran di dinasnya minim.
Pihaknya berupaya menggandeng desa untuk melakukan pemulihan lahan kritis itu.
Baca juga : Final ..... Pilkades Serentak 27 Desa Digelar Bulan Juli
“Desa kan ada dana desa. Bisa
dianggarkan untuk itu juga. Kami kan sifatnya stimulant karena
terbatasnya anggaran juga,” ungkap Gartini.
Lanjut Gartini, sinergi itu diperlukan untuk
memperbaiki lahan kritis itu. Karena itu, upaya menggandeng desa untuk
mengalokasikan dana desa dalam menangani lahan kritis sangat penting.
“Ke depan kami akan bersinergi dengan pihak-pihak
terkait untuk keberlanjutannya. Kami sudah siapkan penanaman tanaman keras,
tanaman sahabat air ,dan tanaman buah (di lahan kritis). Karena sasaran kami
tidak hanya satu desa. Jadi kita bagi,” terangnya.
Baca juga : Keluhkan Gaji, Guru dan Pegawai Tidak Tetap Audiensi dengan DPRD & Dindik
Dia juga mengaris-bawahi, penggunaan dana desa untuk
penanganan lahan kritis bisa dianggarkan melalui skema ketahanan pangan.
Besarannya mencapai 20 persen dari total dana desa. Sebab, lahan yang kritis menjadikan tanaman tidak produktif dan berdampak langsung pada ketahanan pangan. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment