Rendahnya Literasi Siswa, Perlu Melibatkan Kelompok Kerja Guru Dilibatkan

 

INFOKU, BLORA – Strategi untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa, peran guru bakal dioptimalkan.

Dinas Pendidikan (Disdik) Blora bakal melibatkan kelompok kerja guru untuk menyusun beragam jenis teks literasi.

Foto : IST

Juga melibatkan kelompok kerja kepala sekolah (KKKS,) dan bimbingan teknis guru bahasa Indonesia.

Upaya serius ini setelah kemampuan literasi siswa jenjang SD hingga SMP di Blora masih di bawah kompetensi minimum.

Berdasar rapor pendidikan hasil asesmen siswa tahun lalu melalui laman rapor pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Baca juga : Kemampuan Literasi dan Numerasi Siswa SD & SMP Dibawah Minimum

Permasalahan rendahnya literasi siswa menjadi sorotan disdik setempat.

Diduga rendahnya kemampuan literasi karena budaya membaca anak-anak masih minim.

Sehingga penambahan wawasan membaca masih belum maksimal.

Kepala Disdik Blora Aunur Rofiq melalui Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar Titik Umiyati mengatakan, berupaya meningkatkan literasi dengan membedah rapor pendidikan setiap sekolah.

Mengevaluasi permasalahan perlu dibenahi setiap sekolah. Serta menganalisa awal menentukan langkah intervensi atau tindak lanjut dilakukan.

Baca juga : RPHU Belum Rampung 100 Persen, Tahun Depan Belum Beroperasi

Karena nilai literasi tidak hanya membaca saja, tapi ada beberapa sub harus dilihat. Metode ini membantu perbaikan mutu sekolah,’’ jelasnya.

Diketahui, rerata kemampuan literasi SD berdasar asesmen nasional tahun lalu di angka 1,77.

Berada di bawah rata-rata Provinsi Jawa Tengah mencapai 1,83. Meski di atas rerata nasional nilainya sekitar 1,68. Hingga saat ini ada 30,12 persen siswa mencapai kemampuan dasar.

Ada pula 12,3 persen siswa perlu intervensi khusus agar bisa meningkatkan  angka literasi.

Baca juga :  Setelah 1 Desember Kontraktor Proyek RPHU Belum Rampung, Kena Denda +/- Rp 3,4 juta per hari

Kepala SMPN 1 Blora Ainur Rofiq mengatakan, sebelumnya disdik setempat sosialisasi kepada kepala sekolah terkait perencanaan berbasis data (PBD).

Kegiatan itu memudahkan sekolah mengevaluasi kekurangan sekolah. ‘’Rapor nantinya bisa menunjukkan kebutuhan sekolah tersebut,’’ jelasnya. (Endah/IST



Post a Comment

0 Comments