INFOKU, BLORA – Peningkatan terjadi pada kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten
Blora pada tahun ini.
Hingga 15 Desember lalu, tercatat sudah ada 574 kasus dengan angka kematian 15 orang.
Angka itu, meningkat lebih dari
dua kali lipat dari tahun sebelumnya, yakni 204 kasus dengan angka kematian
hanya 4 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit (Kabid P3) Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Joko Budi Heri
Santoso mengatakan, adanya peningkatan kasus DBD itu, dimungkinkan karena
peralihan musim yang tidak dapat diprediksi.
”DBD tahun ini secara siklus lima
tahunan. Sebetulnya hitungan kami siklus itu terjadi tahun lalu, tapi ternyata
meleset, malah tahun ini. Lha ini kenapa terjadi, karena musim itu tidak bisa
diprediksi,” ucapnya.
Baca juga : Terkait Molornya Proyek, TPP Pegawai Dinas PUPR dan DP4 Terancam Berkurang
Dia mencontohkan, pada Januari
tahun ini saja, angka kasus terhitung tinggi.
Mencapai 106 kasus dengan dua
orang meninggal dunia. Padahal biasanya tidak tergolong tinggi.
”Seperti contoh biasanya Januari
angkanya tidak tinggi. Paling tinggi ya sekitar November dan Desember atau saat
peralihan ke musim hujan,” terangnya.
Dia mengaku telah menyiapkan
sejumlah antisipasi untuk menekan kasus DBD di Kota Sate pada tahun depan. Di
antaranya, memperbanyak edukasi kepada publik dan memperbanyak media publikasi.
Hal itu untuk mengubah pola hidup masyarakat, agar terhindar dari DBD.
”Ya, mesti bagaimana mengubah
pola hidup masyarakat. Kalau sepakat mau aman dari DB ya bagaimana caranya di
rumah enggak ada jentik nyamuk. Di saat memasuki musim-musim berisiko, mungkin
memperbanyak media publikasi. Jangan sampai masyarakat terlena saat musim hujan
ada tempat-tempat penampungan air tidak dikontrol, sehingga menjadi sarang
nyamuk,” jelasnya.
Heri menjelaskan, dalam kasus DBD
yang paling utama adalah tindakan preventif.
Dengan melaksanakan pemeriksaan
jentik berkala (PJB) setiap sepekan sekali di tempat-tempat yang berpotensi
menyebabkan penyakit ini.
Namun, apabila terjadi beberapa
kasus positif dan terjadi di suatu daerah, akan dilakukan fogging.
”Karena fogging yang tidak dilaksanakan dengan baik justru bisa berimbas pada manusia. Termasuk resistensi nyamuknya juga. Nyamuk jadi kebal,” tambahnya.(Setyorini/IST)
0 Comments
Post a Comment