INFOKU, BLORA – Dari data yang diperoleh, kebutuhan pangan di daerah dipastikan
tercukupi, terutama bahan pokok berupa beras.
Namun, Pemkab Blora masih mempunyai pekerjaan rumah (PR) agar saat panen raya gabah tidak banyak keluar daerah yakni keberadaan tengkulak memicu beras kerap dipasok ke luar daerah.
Data Badan Pusat Statistik (BPS)
menyebutkan, produksi tanaman padi daerah mengalami kenaikan pada akhir 2021.
Terdata sebanyak 490.209 ton atau
12.660 ton lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Pangan, Pertanian,
Peternakan dan Perikanan (DP4) Blora Gundala Wejasena mengungkapakan, tahun ini
stok pangan di daerah dipastikan terkendali, tidak ada kekurangan.
Terutama untuk bahan pokok
seperti beras. “Yang jelas kami pastikan kondisinya aman, setiap rumah ada
gabah (dikeringkan),” ujarnya.
Baca juga : Anggarkan Rp 5 Miliar Sebagai Upaya Penanganan Inflasi
Gundala memastikan, di beberapa
tempat penggilingan padi stok masih tersedia melimpah.
Saat panen seperti di
penggilingan Desa Kamolan, Kecamatan Blora Kota, diperkirakan 1,1 juta kilogram
dalam kurun satu minggu gabah digiling. Lalu, disimpan untuk dijual kepada
warga.
“Data stok beras dari
penggilingan kami kumpulkan,” jelasnya.
Kepala Bidang (Kabid) Ketahanan
Pangan Susilo Wardoyo membenarkan jika data produksi padi mengalami peningkatan
pada tahun lalu.
Baca juga : DPRD Soroti Kelangkaan Pupuk, Dinas P4 Blora Bantah Data RDKK Bermasalah
Berdasar data tersebut, pihaknya
memastikan kebutuhan pangan masyarakat bisa tercukupi.
“Masyarakat tidak perlu khawatir
krisis pangan melanda jika produksi terus meningkat,” katanya.
Menurut Susilo, meski produksi
padi melimpah, pihaknya mengaku mempunyai pekerjaan rumah agar hasil panen padi
tidak keluar daerah saat panen raya.
Kendala di lapangan menurutnya
adalah tengkulak, membeli dengan harga murah kemudian dijual di luar daerah.
“Jika mau menghentikan tengkulak juga sulit,” jelasnya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment