INFOKU, BLORA – Rekognisi pembelajaran lampau
(RPL) desa di Blora dijadwalkan terlaksana tahun depan.
Namun, skema subsidi dari APBD agar tidak terlalu membebani anggaran daerah. Hal itu upaya meningkatkan SDM perangkat desa, sebab masih banyak lulusan SMA.
Kepala Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa (PMD) Blora Yayuk Windrati mengatakan, maraton membahas
teknis penyelenggaraan RPL Desa dengan pihak Universitas Negeri Semarang
(Unnes). Targetnya Agustus 2023 segera dimulai.
Menurut Yayuk, skema pembiayaan
dengan subsidi dari APBD, namun jumlah subsidi masih dihitung. Hal itu menyesuaikan
kemampuan anggaran dimiliki daerah.
“Kami mengacanya pada Bojonegoro
sudah melaksanakan dan bisa. Namun tidak bisa disamakan dengan di Bojonegoro
karena APBD besar. RPL ini kan program desa, agar SDM lebih
baik lagi,” terangnya.
Baca juga : Stok Pupuk Kurang, Walau Harga Mahal Petani Tetap Beli
Skema subsidi, menurut Yayuk,
banyak peminatnya. Sebab, perangkat desa saat ini masih banyak belum bergelar
sarjana.
“Peluang kuliah di universitas
negeri tanpa ikut seleksi seperti SNMPTN dan lainnya,” ujarnya.
“Yang pasti, kami berharap
fakultas prodi dan jurusan dipilih adalah jurusan memang mendukung terhadap
pemerintahan desa,” tuturnya.
Baca juga : Petani Mengeluh, Solar Subsidi Dibatasi 5 Liter per Hari
Menurut Yayuk, RPL desa lebih menguntungkan dibanding perkukiahan reguler.
Sebab, prosesnya hanya dua tahun bisa mendapatkan gelar strata satu atau sarjana. Dalam RPL, kegiatan di desa juga dihitung sebagai poin pembelajaran atau SKS. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment