INFOKU, BLORA – Anggaran pemberdayaan usaha
mikro kecil menengah (UMKM) dipatok Rp 200 juta tahun ini, ternyata belum bisa
mengakomodasi banyaknya UMKM di 16 kecamatan.
Termasuk usaha kerupuk sermier diproduksi warga Desa Wantilgung, Kecamatan Ngawen.
“Pengembangan UMKM kerupuk
sermier dulu sudah pernah dilakukan pembinaan dengan pelatihan. Juga membantu
pembelian alat spindle (mesin bubut) dan alat pemotong,” ujar
Subkoordinator UMKM Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
(Dindagkop UKM) Blora Sri Raharjo kemarin (25/11).
Raharjo menjelaskan, bantuan alat
dan pelatihan diberikan sudah beberapa tahun lalu. Diberikan kepada satu
kelompok. Sedangkan kelompok lain, belum bisa terjangkau karena keterbatasan
anggaran.
Baca juga : Serapan Anggaran APBD Blora Masih Rendah
Terkait branding UMKM
kerupuk sermier, ia akan mengusahakan tahun depan.
“Terkait branding kami
tetap proses dalam rencana ke depan tetap ada,” jelasnya.
Ia menerangkan, tahun ini
anggaran pengembangan UMKM dipatok Rp 200 juta.
Menurutnya jumlah tersebut belum
bisa mengakomodir banyaknya UMKM berada di 16 kecamatan.
Baca juga : Di Guyur Hujan, Ngaji Kebangsaan Gus Miftah Dihadiri Ribuan Jemaah
“Anggarannya kecil, misalkan di
bagi di 16 kecamatan tidak bisa mencukupi semua. Ya kami maksimalkan anggaran
itu secukupnya,” terangnya.
Dia merencanakan, penambahan
anggaran tahun depan, hanya terkait nominal, pihaknya tidak menyebutkan.
Dengan alasan masih perlu
persetujuan di kebijakan umum anggaran (KUA) dan prioritas plafon anggaran
sementara (PPAS).
“Rencana Progres penambahan, tapi belum final,” terangnya. (Setyorini/IST)
0 Comments
Post a Comment