–
Perkirakan dari Badan Meteorologi Nasional hingga November Cuaca ekstrem akan
berlangsung.
Ada tujuh kecamatan
paling rawan bencana menjadi perhatian utama. Mitigasi bencana diperlukan
mengingat setahun ini sudah terjadi 93 bencana.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora Sri Widjanarsih menjelaskan, telah berkoordinasi mengantisipasi dampak cuaca ekstrem hingga November mendatang.
“Kami sudah lakukan
rakor (rapar koordinasi) hari ini (kemarin) antisipasi dampak cuaca ekstrem di
daerah. Kalau puncaknya diperkirakan sampai awal Januari tahun depan,” jelasnya
kemarin (11/10)
Widjanarsih
menjelaskan, semua wilayah menjadi objek perhatian dampak cuaca ekstrem.
Tetapi, tujuh kecamatan menjadi perhatian yakni Kecamatan Todanan, Kunduran,
Randublatung, Kradenan, Sambong, Cepu, dan Kedungtuban.
Data di dinasnya,
tahun ini terdapat 93 bencana dari cuaca ekstrem meliputi 44 bencana angin
kencang, 31 banjir, dan tanah longsor di 18 titik. Ia mengungkapkan, laporan
terbaru angin kencang melanda rumah warga di Kecamatan Jati dan Kedungtuban.
“Karena angin kencang atap rumah warga ada hilang,” jelasnya.
Baca juga : Selama 90 Hari, Pemkab Blora Beri Subsidi BBM Kepada Pelaku Angkutan Umum
Widjanasih
mengimbau warga tetap waspada di manapun. Bencana alam tidak bisa diprediksi
secara tepat. Terkait mitigasi, pihaknya mengaku sudah koordinasi dengan camat
dan stakeholder lain.
“Kami sudah turunkan
surat edaran (SE) kepada camat menghadapi cuaca ekstrem. Kami siapkan beberapa
peralatan,” jelasnya.
Baca juga : Gubernur Jateng Ganjar Pranowo instruksikan Sikat Saja Pemotong BLT
Supriyanto, salah satu pemilik becak motor mengaku musim hujan saat ini tidak menyurutkan langkahnya mengangkut penumpang. Ia menyediakan kerudung di becaknya dan plastik penutup di depan becak menghalau hujan masuk jika memuat penumpang. “Saya tetap antar penumpang, walaupun hujan,” jelasnya. (Setyorini/IST)
0 Comments
Post a Comment