INFOKU, BLORA - Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) kabupaten Blora
melakukan sharing di Dinas Kesehatan(Dinkes) Kabupaten Blora terkaid
permasalahan penjualan obat sirup.
Mereka diterima Sekretaris Dinas Kesehatan
Kabupaten Blora Wilys Yuniarti mewakili Kepala Dinkes Blora Edi Widayat
di ruang pertemuan dinas setempat, Jumat 21/10/ 2022.
Ikut mendampingi Sekretaris Dinas Kesehatan, Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan Dinkes Blora Prih Hartanto.
“Pada hari ini kita berkumpul bersama teman-teman IAI
Kabupaten Blora. Mungkin ada beberapa yang perlu penjelasan, kemudian
antisipasi dan langkah selanjutnya,” kata Wilys Yuniarti.
Wilys Yuniarti menjelaskan mari bersama-sama untuk
mendiskusikan ini dengan baik, supaya keresahan di masyarakat, keresahan di
teman-teman nakesl.
Juga keresahan pada poliklinik, keresahan di Rumah Sakit
dan keresahan di Puskesmas, bisa lebih tajam dan bisa mewakili posisi kita
masing-masing selaku insan kesehatan, dimana kita harus bisa menjadi promotor
kesehatan, pusat kesehatan informasi bagi masyarakat.
Dari hasil sharing, teman-teman IAI Blora mendorong
segera ada obat yang pasti terkait dengan syrup. Sirup-sirup mana saja yang
tidak boleh beredar di pasaran.
Baca juga : Dinas Kesehatan Blora, Untuk Sementara Stop Penjualan Obat Sirup
Karena saat ini baru ada lima sirup yang ditemukan dan
tidak beredar di masyarakat, serta stok mereka disisihkan terlebih dahulu,”
jelas Sekretaris Dinas Kesehatan.
Menurutnya, Dinkes Blora sudah menerbitkan surat edaran
terkait hal itu, Surat edaran sudah diedarkan hari Rabu, 19/10/2022 diseluruh
layanan kesehatan.
Sirup Berubah Puyer
Dari sejumlah keluhan yang disampaikan oleh IAI Blora,
Wilys Yuniarti sangat menerima, karena mereka tidak bisa berpratek lagi
menggunakan sirup, karena belum ada kepastian daftar sirup yang boleh atau
tidak boleh dan menyiapkan peresepan dari dokter, berubah dari sirup menjadi
puyer.
“Itu memerlukan banyak waktu untuk bisa menyiapkan
pasien, anak-anak yang memang terbiasa menggunakan sirup, dan sekarang beralih
kepada sediaan puyer. Dan ada juga beberapa obat yang tidak bisa dipuyerkan,”
ungkapnya.
Sementara ketua IAI Blora Nurul Huda menyampaikan
tujuan dari sharing adalah menyampaikan keluhan yang disampaikan beberapa hari
ini terkait problematika ketersediaan sirup.
Baca juga : Tiba-tiba Anggota Polres Tes Urine Mendadak, Ada Apa Ya
“Karena kan sudah banyak konsumen atau pasien yang
menggunakan sirup, saat surat edaran dari Kemenkes dialihkan kesediaan, itu kan
tidak bisa mudah untuk menyampaikan. Kami istilahnya curhat ke Dinkes,
bagaimana solusi yang paling baik,” kata Huda.
Meski demikian, pihaknya mengaku bahwa intinya Dinkes
Kabupaten Blora meminta untuk mengikuti aturan yang sudah dikeluarkan dari
Kemenkes atau dari BPOM terkait penjualan obat sirup.
“Jadi diminta untuk terus memantau informasi terbaru
terkait perkembangan berita terkait tentang peredaran obat sirup tersebut,”
ucap Huda.
Pihaknya bisa menerima dan mengucapkan terima kasih kepada Dinkes Blora yang sudah memberikan waktunya untuk menyampaikan keluhan.
Untuk itu kedepan masalah seperti ini tidak membebani pihak apotek di Blora.(Endah)
Lagi, Satu Rumah Roboh di Desa Gempolrejo, Bencana Masih Mengintai
INFOKU, BLORA – Berdasarkan
perkiraan cuaca, bencana hidrometeorologi diperkirakan akan berlangsung
beberapa pekan.
Dampaknya telah menerpa rumah warga. Salah satunya rumah milik Kemis, warga Desa Gempolrejo, Kecamatan Tunjungan.
Rumah milik kakek berusia 77 tahun itu roboh usai diguyur
hujan deras. Rumahnya berdinding kayu dan anyaman bambu.
“Kami bersama warga segera gotong-royong membersihkan
bekas rumah karena juga menimpa rumah di sampingnya,” kata Ernawati perangkat
Desa Gempolrejo setempat.
Pemerintah desa, menurut Erna, sudah melaporkan kejadian
ini kepada badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) dan dinas sosial.
Sementara ini, korban tidur di tetangganya. Kebutuhan makan sehari hari dibantu
warga setempat.
Sekretaris Desa Gempolrejo Epy Vita Listiyani mengatakan,
pemdes bersama warga telah membangun rumah di lahan pribadi milik kepala desa
untuk tempat tinggal.
Biaya pendirian rumah dari warga dan bantuan pemerintah.
Hunian ini untuk menampung Kemis agar memiliki rumah tinggal.
“Pak Kemis itu kan sebatang kara, istrinya meninggal dunia,” ucapnya.
Baca juga : Ketua Apdesi Akui Data Bansos Belum Sinkron, Muncul Gesekan Masyarakat
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Blora Widjanarsih
menjelaskan, intensitas hujan sedang dan tinggi diperkirakan akan terus
berlangsung beberapa pekan.
Sehingga, masyarakat diminta siaga. Termasuk dan memantau
bila terjadi bencana hidrometeorologi seperti angin kencang, dan banjir.
“Melihat cuaca saat ini, petugas kami siagakan penuh,” jelasnya. (Setyorini/IST)
0 Comments
Post a Comment