INFOKU, BLORA – Baru sekitar 193
penerima yang mengakses beasiswa satu desa dua sarjana.
Tahun depan
dipersipakan 100 kuota. Jika kuota sudah penuh akan ditambah lagi, karena tidak
ada batasan.
Namun, masih ada desa yang belum mengakses, misalnya Desa Jipang, Kecamatan Cepu.
“Tidak ada yang
mengakses program satu desa dua sarjana,” kata Kepala Desa (Kades) Jipang,
Kecamatan Cepu Ngadi kemarin (4/9).
Menurut Ngadi, sudah
melakukan beberapa kali sosialisasi, peminat program justru malah anak-anak
orang mampu, sehingga tidak masuk kriteria penerima bantuan.
Sedangkan, anak-anak
dari warga kurang mampu minim ingin kuliah.
Baca juga : Ketua Apdesi Akui Data Bansos Belum Sinkron, Muncul Gesekan Masyarakat
Menurutnya,
keterbatasan sumber daya manusia (SDM) atau literasi pentingnya berkuliah
menjadi faktor minimnya peminat.
Bahkan, warganya
memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP) juga sudah diminta kuliah, namun responsnya
minim.
Kepala Bidang (Kabid)
Sosial Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A)
Blora Mustakim mengatakan, sebelum anggaran P-APBD 2022 ditetapkan, pengakses
program satu desa dua sarjana mencapai 193 pendaftar.
Meliputi 118
mahasiswa di kampus daerah dan 75 mahasiswa di luar daerah.
“Masing-masing
mendapat Rp 2,5 juta. Kecuali di PEM Akamigas Rp 38 juta per semester, ini juga
masih menunggu DPA (dokumen pelaksanaan anggaran) ditandatangani,” jelasnya.
Mustakim menjelaskan,
setelah anggaran P-APBD ditetapkan, peminat beasiswa masih bisa mengajukan,
namun realisasinya tahun depan.
Baca juga : Prediksi Meleset, DBH Migas 2023 untuk Blora Hanya Rp160 Miliar
“Kalau kuota 100 itu
sudah penuh, kami akan usulkan penambahan kuota,” tuturnya.
Menurutnya,
penganggaran program satu desa dua sarjana tidak terbatas, disesuaikan dengan
pendaftar.
Ia mencontohkan
beberapa kampus mengajukan, namun beberapa tidak terisi kuota seperti perguruan
tinggi di Darul Ulum Jombang.
“Permintaan dari
Darul Ulum Jombang terdapat 25 kuota. Tidak ada yang daftar karena kemungkinan
sudah telat,” jelasnya.
Terkait data desa
sudah mengakses, Mustakim menjelaskan dari 16 kecamatan dan 295 desa/kelurahan,
ia mengklaim rerata sudah mengakses.
“Sudah hampir semua kecamatan terisi. Misalkan, tertinggi Kecamatan Cepu, Blora, dan Banjarjo. Kalau di Kecamatan Cepu, Desa Balun ada enam yang di PEM STTR Cepu dan di Semarang,” ujarnya. (Setyorini/IST)
0 Comments
Post a Comment