INFOKU, BLORA – Sejak awal tahun
ini hingga akhir Agustus lalu, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Blora telah
mencapai 336 kasus, sebanyak 10 orang meninggal.
Anak-anak di bawah 15 tahun lebih rentan terjangkit, sebab tahan tubuh lebih lemah dibanding dewasa.
“Pada akhir Agustus
ini sudah mencapai 336 orang menderita DBD, September masih dalam perekapan,”
ujar Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit (P3K) Dinas Kesehatan
(Dinkes) Blora, Joko Budi Heri Santoso kemarin (18/9).
Heri menjelaskan,
jumlah tersebut terbanyak pada Januari lalu mencapai 75 kasus, sedangkan orang
yang meninggal karena DBD hingga Agustus tercatat 10 kasus.
Total kasus DBD yang
terangkum ialah akumulasi data beberapa rumah sakit di Blora. Dari data yang
teridentifikasi, terlihat bahwa rata-rata pengidap DBD usia di bawah 15 tahun.
Baca juga : Mengapa Dosis Vaksin Covid-19 di Blora Kedaluwarsa, Inilah Alasannya
“Selain rentan, daya
tahan tubuh memang lemah. Kalau sudah dewasa daya tahan lebih kuat,” kata Heri
Santoso.
Heri menjelaskan,
dalam penanganan kasus DBD yang paling utama adalah tindakan preventif.
Dilakukan pengecekan seminggu sekali di tempat-tempat yang berpotensi
menyebabkan DBD. Kemudian dilakukan langkah fogging jika dirasa angkanya tidak
terkendali.
Namun, menurut Heri,
upaya pemberdayaan seperti kerja bakti dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
perlu dilakukan dulu sebelum masuk langkah fogging.
“Diimbau untuk gejala
awal segera periksa ke dokter atau layanan kesehatan yang ada agar tidak telat.
Tindakan preventif lebih utama,” ujarnya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment