INFOKU, Cepu BLORA – Ternyata kecamatan Cepu
memiliki dua rumah sakit sejak pemerintahan Hindia Belanda.
Selain SDN 3 Cepu yang dulunya rumah sakit warga pribumi, ada juga rumah sakit untuk warga keturunan Eropa.
Temy setiawan,
pengamat sejarah dan budaya Cepu mengungkapkan, bahwa SDN 3 Cepu merupakan
bangunan rumah sakit lama diperuntukkan masyarakat bukan warga Eropa.
Menurut catatannya,
rumah sakit diperuntukan bagi orang-orang Eropa berada di utara. Saat ini, bangunan
menjadi cagar budaya.
Baca juga : Warga Randublatung Blora Jengkel, Tanami Jalan Rusak dengan Pohon Pisang
“Berbeda, kalau yang
digunakan SDN itu rumah sakit diperuntukkan untuk warga biasa,” jelasnya kepada
Jawa Pos Radar Bojonegoro.
Salah satu
penelusuran dokumen juga ditemukan dalam surat kabar Belanda terbitan Het
nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië pada 1909.
Tertulis: Pada hari
ini rumah sakit pribumi dibuka di sana, sebuah yayasan dengan bangga
ditunjukkan oleh Tjepoe dan dengannya banyak tempat yang lebih besar di daerah
pedalaman Jawa akan dibangun.
Jauh ke depan, sudah
lebih dari sembilan tahun di Tjepoe mendirikan, seorang dokter Eropa, Mr.
Deggeller.
Ia selalu menganggap
tugasnya tidak hanya untuk memberikan bantuan medis kepada penduduk Eropa
divisi Blora, tetapi juga memperluas bantuan ini seluas-luasnya kepada penduduk
Cina dan Jawa di wilayah Cepu.
Baca juga : Ketahuan Cor Jalan Pakai Grosok, Pemborong Janji Bongkar dan Cor lagi
Selama ini pasien
pribumi selalu dirawat di poliklinik rawat jalan di rumahnya, situasi itu
memiliki kekurangan, karena pengawasan perawat di banyak kampung hampir tidak
mungkin.
Satu-satunya solusi situasi ini hanya bisa menjadi rumah sakit asli di mana pasien serius akan selalu berada di bawah pengawasan ahli dan perlakuan buruk dengan demikian akan dikecualikan. Tidak ada yang menyadari hal ini lebih dari Tuan Deggeler. (Heru/IST)
0 Comments
Post a Comment