INFOKU, BLORA – Dari data yang
diperoleh, ternyata kabupaten Blora belum terbebas dari stunting,
Namun kolaborasi penanganan stunting mulai membuahkan hasil, dari data sebelumnya 45 desa, menjadi 34 desa.
Sejalan dengan
turunnya angka stunting di daerah, saat ini pemkab masih perlu menuntaskan
penanganan stunting 21,5 persen.
Data dari
aksi.bangda.kemendagri.go.id memaparkan, jumlah balita di daerah berjumlah
47.077 balita.
Dengan kategori
kondisi kurang gizi kronis yang diukur berdasarkan indeks tinggi badan, anak
dengan tubuh pendek berjumlah 2.820 anak dan 884 anak dengan tingkat stunting
sangat pendek.
Sedangkan prevelensi
di daerah berjumlah 7,9 persen.
Baca juga : Lho …. Kok Hanya Di Kelurahan Bangkle Blora yang disebut ada Kawasan Kumuh .. ?
Terdata 28 Desa yang
tingkat prevelensi stunting masih di atas 14 persen, seperti Desa Bangkleyan,
Kecamatan Jati dengan prevelensi 16,6 persen dari jumlah 193 anak terdapat 16
kategori pendek dan 16 kategori sangat pendek.
Kemudian Desa
Kadengan, Kecamatan Randublatung dengan jumlah
174 anak 23 kategori pendek 2
sangat pendek dengan prevelensi 14,4 persen. Desa/Kecamatan Kedungtuban
berjumlah 405 anak dengan 82 kategori pendek, 18 anak kategori sangan pendek
tingkat prevelensi 24,7 persen.
Kepala Dinas
Kesehatan (Dinkes) Blora, Edy Widayat menjelaskan, penanganan stunting tahun
ini difokuskan pada 34 desa dan kelurahan.
Dengan tingkat
penyebaran di semua wilayah dengan tingkat populasi yang berbeda.
Baca juga : Lho PAD Tahun Lalu Bergantung pada Banyaknya Orang Sakit
“Ada rumus untuk
menghitungnya, setidaknya ada 29 indikator, seperti ada ibu hamil dan remaja di
rumah itu,” jelasnya.
Untuk mengurangi
angka stunting, menurut Edi, program utama yang dijalankan perbaikan gizi bagi
balita yang sudah dinyatakan terkena stunting. Sedangkan untuk remaja juga
terdapat pemberian pil penambah darah.
“Pemberian makanan
seimbang untuk memperbaiki gizi,” tuturnya.
Edi mengungkapkan,
tahun ini fokus penanganan 21,5 persen stunting di daerah, dengan tingkat
prevelensi stunting 1,87 persen, sedangkan zero stunting ditargetkan 2024.
Baca juga : Calon Jemaah Umrah Asal Blora Ini Hilang di Jakarta
Hal itu sejalan
dengan target nasional stunting turun menjadi 14 persen. “Ini juga merupakan
program nasional bukan hanya pemkab,” tegasnya.
Mantan Camat Todanan
kabupaten Blora menambahkan, pemkab telah mewajibkan setiap OPD terkait untuk
memberikan porsi anggara pada program penurunan stunting di daerah.
Dengan berkolaborasi berbagai pihak penuntasan stunting akan lebih cepat. “Sebetulnya koordinator ada di dinas pengendalian penduduk dan kebuarga berencana,” tambahnya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment