Dekat Pertapaan Mbah Suro yang Dipercaya Sakral, Lokasi Jatuhnya Jet Tempur TNI AU di Blora

 

INFOKU, BLORA - Lokasi jatuhnya pesawat tempur tipe T-50i Golden Eagle TT-5009 tak jauh dari pertapaan Mbah Suro Inggil atau Mbah Nginggil. Jaraknya ke utara sekitar 150 meter.

Masyarakat di wilayah sekitar masih menganggap Mbah Suro Inggil dikenal sebagai dukun sakti.

Petugas evakuasi dan masyarakat istirahat di pertapaan Mbah Suro Inggil

Bahkan, ada yang menyebut termasuk salah satu guru spiritual Ir Soekarno. Dia memiliki banyak pengikut yang berasal baik dari Blora sendiri, maupun dari Grobogan, Bojonegoro, hingga Ngawi.

Dia lahir di Desa Nginggil pada 17 Maret 1921 dengan nama asli Moelyono Soeradihardjo.

Masa mudanya dia pernah menjadi tentara dengan pangkat sersan pada masa revolusi. Namun, akhirnya dia justru dikenal berpaham politik kiri.

Baca juga : Penerbangan Ngloram Pindah Ke Pondok Cabe, Awal Agustus Mulai Beroperasinya Wings Air

Selain sebagai dukun sakti, dia disegani di desa itu, dia menjadi kepala desa selama 16 tahun.

Mulai 1946 hingga 1962. Darah pemimpin mengalir dari ayahnya Resosemito yang dulu juga pernah menjadi kepala desa.

Warga setempat Sutiyanto mengatakan, Mbah Hinggil ada yang menganal tersangkut komunisme.

Sebab, dulu banyak pelarian komunis yang berlindung ke Mbah Hinggil. Pada 1967, dia ikut dibawa ke Jakarta

Selain itu, dia memang dikenal sebagai orang pintar. Dia bisa menyembuhkan penyakit fisik maupun nonfisik.

Hal itu yang menjadikan masyarakat sekitar mensakralkan pertapaannya. Salah satu yang dipercaya, pesawat dilarang melewati pertapaan itu dalam radius 300-an meter.

”Lokasi kecelakaan utama pesawat itu di sekitar 150 meter dari pertapaan. Jadi, bisa dianggap melewati bagian atas pertapaan,” ujarnya.

Dari pantau dilapangan, lokasi pertapaan Mbah Hinggil memiliki bangunan seluas sekitar 7×5 meter.

Baca juga : Pesawat T50i Golden Eagle Jatuh di Blora saat Latihan Malam

Bangunan itu, beratap dengan delapan tiang kayu dan tiang itu beserta kusen atap dicat biru.

Di bagian pondasi tiang, berbentuk persegi setinggi sekitar 1 meter dan lebar 0,5 meter berbahan semen.

Ada orname timbul gambar burung putih. Sedangkan pelataran pertapaan ini, diplaster semen.

Kemarin, tempat ini digunakan beristirahat personel yang terlibat evakuasi puing pesawat dan jenazah pilot pesawat Lettu Allan. Termasuk sejumlah warga yang ikut membantu evakuasi. (Endah/IST)


Post a Comment

0 Comments