INFOKU, BLORA – Pemkab Blora masih
mengupayakan pendanaan pembebasan lahan warga terdampak rencana proyek
Bendungan Karangnongko.
Salah satunya mengajukan bantuan kepada pemerintah pusat. Sebab, anggaran daerah tidak cukup. Pembebasan lahan ditaksir butuh Rp 750 miliar.
Kepala Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Samgautama Karnajaya mengatakan, pemerintah
daerah dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng sudah membahasnya dan
terkendala anggaran pembebasan lahan milik warga terdampak.
“Tentu keberatan
kalau pendanaan dibebankan provinsi dan daerah. Provinsi enggak ada uang,
apalagi Blora,” jelasnya.
Samgautama
menjelaskan, saat ini mengupayakan skema baru. Seperti pembiayaan dilakukan
oleh pemerintah pusat.
Baca juga : 28 Pedagang Diperiksa Terkait Dugaan Pungli Pasar Wulung Randublatung
Baca juga : Wow … Pinjaman Daerah Rp150 Miliar Pemkab Blora pada Bank Jateng Cair
Serta skema warga
terdampak akan direlokasi di lahan kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK)
milik Universitas Gajah Mada.
Namun, pihaknya masih
memastikan data, dan luasan dibutuhkan.
“Kami juga belum
punya datanya orang-orang mau relokasi dan luasannya. Kalau relokasi masih
menjadi agak panjang,” tuturnya.
Sebelumnya,
Sekretaris Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Blora Pujiriyanto
menjelaskan, pembebasan lahan Bendungan Karangnongko ditaksir mencapai Rp 750
miliar.
另请阅读 : 让 DBH 石油和天然气成为 Blora 发展的命脉
Diperkirakan keuangan
dari APBD tidak mencukupi, jumlah tersebut dirasa berat untuk keuangan daerah.
Sementara pemkab masih fokus pembangunan infrastruktur.
Ada tiga desa akan
terdampak relokasi. Terbanyak Desa Ngrawoh hampir sekitar 80 persen warganya akan
pindah.
Desa Nginggil sekitar
60 persen, dan Desa Nglebak sekitar 20 sampai 40 persen.
Sedangkan dua desa
lainya seperti Desa Mendenrejo dan Desa Megari hanya terdampak genangan dari
pembangunan Bendungan Karangnongko.
“Yang di pinggir bengawan nanti terkena semua,” jelasnya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment