INFOKU, BLORA – Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun lalu mencapai Rp 326 miliar, melebihi target Rp 290 miliar.
Terbanyak dari badan
layanan umum daerah (BLUD) mencapai sekitar Rp 171 miliar.
Kepala Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah (BPPKAD) Slamet Pamudji menjelaskan kepada wartawan, perhitungan PAD tahun lalu melebihi target, kisaran Rp 326 milar.
Peningkatan itu
dipengaruhi pendapatan BLUD seperti RSUD dan Puskesmas. Padahal RSUD dan
Puskesmas identik tempat perawatan orang sakit.
“PAD yang paling
besar itu dari BLUD, pendapatan rumah sakit puskesmas, itu sudah dilakukan
audit BPK,” jelasnya.
Mumuk, sapaan
akrabnya mengatakan, pendapatan dari BLUD mencapai setengah lebih pendapatan
tahun lalu yakni Rp 171 miliar.
Namun, jumlah
tersebut hanya bisa digunakan kepentingan rumah sakit dan Puskesmas.
Baca juga : Validasi Data Tak Kunjung Selesai, Disdagkop Gandeng Kejaksaan Blora
“Penggunaannya tidak
boleh selain untuk kegiatan rumah tangga RSUD,” tuturnya.
Menurutnya, banyaknya
pendapatan dari BLUD sedikit dipengaruhi pandemi.
Banyak klaim RSUD
kepada BPJS yang cair. Saat itu, pihaknya cukup kaget kondisi tersebut.
“Daerah juga cukup
kaget karena BPJS banyak yang bayar, klaim rumah sakit kepada BPJS tinggi,”
tuturnya.
Rencana tahun ini,
menurut Mumuk, PAD tidak disamakan dengan pendapatan akhir tahun lalu. Sebab
pendapatan dari BLUD tahun lalu tidak bisa menjadi patokan tahun ini. Target
PAD tahun ini tidak mencapai Rp 300 miliar itu pernah menjadi pertanyaan DPRD.
Baca juga : Wagub Jateng Instruksikan Pasar Hewan Dibuka Jelang Idul Adha
“Termasuk evaluasi di
DPRD saat pertangungjawaban bupati, kenapa realisasi besar tapi target tahun
ini nggak berani sesuai realisasi. Kami tidak bisa memastikan BLUD tahun ini
besar lagi, karena tren pembayaran,” jelasnya.
Meski target tidak disamakan seperti pendapatan tahun lalu, pihaknya optimistis pada 2023 bisa tembus Rp 300 miliar. Saat ini sedang mencoba memfokuskan kinerja kepada perusahaan daerah. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment