INFOKU, BLORA - Dicabutnya subsidi
minyak goreng sejak 31 Mei lalu oleh Pemerintah Pusat berdampak pada naiknya
harga migor.
Salah seorang penjaga
toko di salah satu distributor migor curah di Ngawen mengaku, kenaikan minyak
goreng dianggapnya tidak begitu signifikan.
Tidak seperti beberapa bulan lalu yang sempat menyentuh angka Rp 20 ribuan.
“Memang terjadi
kenaikan, tapi naiknya hanya Rp 500 per kilo,” ucap perempuan yang tidak mau
disebutkan namanya itu.
Sejak empat hari
lalu, menurutnya telah terjadi peningkatan jumlah pembeli migor curah di
tokonya.
Hal itu diduga karena
beberapa pelaku usaha yang membutuhkan migor dalam jumlah besar seperti
produsen kerupuk, ingin mendapatkan migor masih dengan harga subsidi.
“Biasanya bisa
sekitar 3,5 ton per hari, tetapi akhir-akhir ini terjadi peningkatan penjualan.
Bisa hampir 4 ton,” ungkapnya.
Baca juga : Wow … Pinjaman Daerah Rp150 Miliar Pemkab Blora pada Bank Jateng Cair
Pihaknya mengaku,
saat ini masih mengikuti harga lama seperti ketika belum ada pencabutan
subsidi.
“Belum tau nanti akan
naik lagi atau tidak, soalnya ini masih stok lama. Mungkin kalau naik itu nanti
pas pengiriman stok lagi,” jelasnya.
Baca juga : Waduh ... Plafon Pasar Sidomakmur Blora Ambrol
Berdasarkan data yang
dihimpun oleh Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Dindagkop
UKM) Kabupaten Blora pada 30 Mei lalu, stok migor curah di Kabupaten Blora
masih di angka 63 ton.
Sedangkan minyak
goreng kemasan stoknya masih lebih dari tiga kali lipatnya, 222 liter.
Sehingga stok masih dianggap aman dengan kebutuhan harian sekitar 20 ton untuk kedua jenis migor itu. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment