Wakil Bupati Blora Pimpin Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2022


INFOKU, BLORA - Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati mengenakan pakaian adat Nusantara (Bali) memimpin upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2022 di halaman kantor Bupati Blora, Jumat (13/5/2022).

Rangkaian upacara berlangsung khidmat dan tertib mulai dari penghormatan, pengibaran bendera merah putih, pembacaan teks Pancasila, pembacaan teks Pembukaan UUD 1945 hingga doa.

Upacara Hari Pendidikan Nasional 2022 yang sejatinya diperingati tanggal 2 Mei, baru dilaksanakan setelah libur Lebaran 2022. Peserta upacara terdiri Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), perwakilan guru, mahasiswa dan pegawai Aparatur Sipil Negara Dinas Pendidikan Kabupaten Blora. Sebagian peserta upacara mengenakan pakaian adat Nusantara.

Pada upacara peringatan Hardiknas 2022, Wakil Bupati Blora membacakan pidato Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim.

Baca juga : Diduga Korupsi Hingga Milyaran, Pasangan Suami Istri Anggota Polres Blora Ditahan

Mendikbudristek mengatakan, selama dua tahun terakhir, banyak sekali tantangan yang harus kita hadapi bersama, yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Bahkan, kita mungkin tidak pernah membayangkan bahwa kita semua dapat mengatasinya.

“Hari ini, saudara-saudariku, adalah bukti. Bukti bahwa kita jauh lebih tangguh dari semua tantangan, lebih berani dari rasa ragu dan tidak takut untuk mencoba. Kita tidak hanya mampu melewati, tetapi berdiri di garis depan untuk memimpin pemulihan dan kebangkitan,” kata Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim pada pidato yang dibaca Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati.

Di tengah hantaman ombak yang sangat besar, kita terus melautkan kapal besar bernama Merdeka Belajar, yang di tahun ketiga ini telah mengarungi pulau-pulau di seluruh Indonesia.

Kurikulum Merdeka, yang berawal dari upaya untuk membantu para guru dan murid di masa pandemi, terbukti mampu mengurangi dampak hilangnya pembelajaran. Kini Kurikulum Merdeka sudah diterapkan di lebih dari 140.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia.

Itu berarti bahwa ratusan ribu anak Indonesia sudah belajar dengan cara yang jauh lebih menyenangkan dan memerdekakan.

Anak-anak kita juga tidak perlu lagi khawatir dengan tes kelulusan karena Asesmen Nasional yang sekarang kita gunakan tidak bertujuan untuk "menghukum" guru atau murid, tetapi sebagai bahan refleksi agar guru terus terdorong untuk belajar; supaya kepala sekolah termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolahnya menjadi lebih inklusif dan bebas dari ancaman tiga dosa besar pendidikan.

Baca juga : Masyarakat Kecele, Sejumlah Bilik di Mal Pelayanan Publik Blora Masih Kosong

Semangat yang sama juga sudah kita dengar dari para seniman dan pelaku budaya, yang sekarang mulai bangkit lagi, mulai berkarya lagi dengan lebih merdeka. Itu semua berkat kegigihan kita untuk melahirkan terobosan dana abadi kebudayaan dan kanal budaya pertama di Indonesia.

“Dampaknya, sekarang tidak ada lagi batasan ruang dan dukungan untuk berekspresi, untuk terus menggerakkan pemajuan kebudayaan,” jelasnya.

Semua perubahan positif yang kita usung bersama ini tidak hanya dirasakan oleh para orang tua, guru, dan murid di Indonesia, tetapi sudah digaungkan sampai ke negara-negara lain melalui presidensi Indonesia di konferensi tingkat tinggi G20.

Tahun ini kita membuktikan diri bahwa kita tidak lagi hanya menjadi pengikut, tetapi pemimpin dari gerakan pemulihan dunia.

Langkah kita hari ini sudah semakin serentak, laju kita sudah semakin cepat. Namun, kita belum sampai di garis akhir. Maka, tidak ada alasan untuk berhenti bergerak meski sejenak. Ke depan, masih akan ada angin yang kencang dan ombak yang jauh lebih besar, serta rintangan yang jauh lebih tinggi.

Dan kita akan terus memegang komando, memimpin pemulihan bersama, bergerak untuk Merdeka Belajar.(Setyorini/IST)


Post a Comment

0 Comments