Upaya Pencegahan PMK, DP4 Blora Lakukan Pengecekan Sapi di Perbatasan Bersama Polisi

 

INFOKU, BLORA – Sampai berita ini dibuat peternakan hewan di Blora belum ditemukan terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).

Namun, untuk mewaspadai penularan, dilakukan pengecekan dan pembatasan distribusi hewan di daerah terutama di jalur masuk perbatasan dan di pasar hewan.

Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) Blora drh. R. Gundala Wijasena menjelaskan, antisipasi masuknya penyakit PMK, dengan mengawasi lalu lintas ternak makin diintensifkan.

”Pengawasannya seperti di perbatasan Cepu-Jawa Timur, Jembatan baru Kradenan dan Kecamatan Bogorejo-Jatirogo,” paparnya.

Gundala menjelaskan, ada pemeriksaaan ternak lewat di perbatasan. Juga, di beberapa pasar hewan, yakni Pasar Pahing di Blora dan Pasar Pon di Randublatung.

Jika ada tanda-tanda mengarah penyakit PMK akan dilarang beredar dan masuk di daerah.

Baca juga : Diduga Korupsi Hingga Milyaran, Pasangan Suami Istri Anggota Polres Blora Ditahan

“Kami tolak dan harus dibawa kembali lagi. Tidak boleh diteruskan,” tegasnya.

Proses pemeriksaaan, menurut Gundala, harus memiliki surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari daerah asal.

Menurutnya, penanganan harus bekerja sama dengan pihak kepolisian.

“Sehingga penanganan bisa bersama-sama dan segera terbebas dari penyakit mulut dan kuku itu,” tuturnya.

Lanjutnya, dampak ekonomi dari penyakit mulut dan kuku cukup besar. Salah satunya tidak bisa mengekspor barang-barang berasal dari ternak sapi.

Baca juga : Masyarakat Kecele, Sejumlah Bilik di Mal Pelayanan Publik Blora Masih Kosong

Misalnya, tas bahan kulit sapi, itu bisa ditolak untuk negara-negara sudah bebas dari penyakit mulut dan kuku. “Jelas mempunyai efek ekonomi besar,” terangnya.

Selain dampak ekonomi daerah, risikonya adalah lock down. Nanti setelah itu dilakukan vaksinasi di daerah terkena dan di daerah sekitarnya. Pihaknya, masih menunggu dari Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) mendapatkan vaksin jika ada ternak terjangkit.

“Kalau janjinya tiga bulan jadi, tetapi Pak Dirjen mengatakan, terlalu lama. Kalau bisa dua bulan sudah ada vaksin sehingga bisa segera dilakukan vaksinasi,” jelasnya.

Meski belum ada kejadian di daerah, pihaknya mengimbau peternak tidak panik. Pihaknya menyarankan agar peternak giat membersihkan kandang. Dan menjaga kesehatan hewan ternak. (Endah/IST)


Post a Comment

0 Comments