INFOKU, BLORA - Kawasan Hutan
Dengan Pengelolaan Khusus (KHDPK) di wilayah Blora belum ditetapkan.
Namun, petani hutan
atau lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) merasa perlu ada komunikasi.
Sehingga, DPRD Blora
akan memfasiliasi kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Selain petani hutan,
beberapa pekerja Perhutani Randublatung sempat unjuk rasa ke Jakarta menolak
rencana kebijakan KHDPK.
Sebab, kebijakan itu
dinilai bisa berimbas pada pengurangan karyawan Perhutani. Alasannya, nantinya
pengelolaan hutan Perhutani akan berkurang.
Ketua Komisi B DPRD
Blora Yuyus Waluyo menjelaskan, KHDPK belum diresmikan oleh pemerintah, namun
respons dari LMDH dan karyawan Perhutani sudah ada.
Mereka menolak adanya
program pemerintah karena dirasa merugikan.
Baca juga : Blora Darurat Tangani Angka Putus Sekolah
“KHDPK
masih rumor. Kami cek belum menerima surat resmi, namun sudah ada respons
terlalu jauh,” jelasnya.
Politikus Partai
Nasdem tersebut mengungkapkan, nantinya hasil audiensi akan ditindaklanjuti
dengan mengajak LMDH untuk bertemu KLHK.
Serta,
mengomunikasikan permasalahan agar mengetahui kebijakan secara menyeluruh.
Sebab menurutnya,
kebijakan KHDPK lebih mendorong para petani desa sekitar hutan mempunyai hak
pengelolaan hutan.
“Agar pengelolaan
tidak tersentral, saumpama ada program teman-teman petani sekitar hutan bisa
memanfaatkan,” jelasnya.
Sementara itu, LMDH
Randublatung Sutam mengungkapkan sudah melakukan audiensi dengan DPRD.
Baca juga : Walau Kekurangan 1.483 Siswa, PPDB SMPN Blora Tidak Diperpanjang
Aspirasi masyarakat
akan disuarakan dengan KLHK. Menurutnya, jika program KHDPK tetap berjalan,
harus ada satu kawasan yang difokuskan.
“Seperri di BKPH Trembes, kalau di BKPH Mberan
hampir sebagian kecil masih ada hutannya,” jelasnya.
Langkah tersebut
diambil LMDH karena khawatir akan ada rebutan lahan hutan.
Menurutnya, yang akan menikmati adalah orang-orang yang mempunyai modal besar. Petani-petani hutan hanya menjadi pekerja. “Selain Randublatung LMDH di Cepu juga menolak,” klaimnya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment