INFOKU, BLORA - Larangan acara hiburan mengundang banyak
orang ketika malam direspons kelompok musisi.
Larangan ini muncul dampak
dari kericuhan konser dangdut di Todanan beberapa waktu lalu.
Menurut Ketua Forum Musisi Cepu (FMC) sekaligus tim penggagas Dewan Kebudayaan Blora Fransiscus Hariyanto, hendaknya perlu ada kajian menyeluruh, karena kericuhan dilakukan oknum penonton, bukan pelaku kesenian.
Pasca keributan konser dangdut di Desa Prigi Todanan, Anggota kepolisian disiapkan patroli malamHariyanto merasa
tidak adil keputusan pemberhentian kegiatan musik dan hiburan mengundang keramaian
ketika malam.
Imbas dari kerusuhan
di Desa Prigi, Kecamatan Todanan, perlu ada kajian ulang, agar tidak timbul
kesenjangan sosial di antara pelaku seni.
“Kebijakan seperti dipukul rata, tanpa ada
pertimbangan kerugian menimpa para pelaku seni lainnya,” jelasnya.
Dia menerangkan,
kerusuhan karena beberapa oknum pengunjung dan panitia penyelenggara, bukan
dari pelaku seni.
Baca juga : Masyarakat Kecele, Sejumlah Bilik di Mal Pelayanan Publik Blora Masih Kosong
Seharusnya ada
kebijakan menguntungkan pelaku seni dan para musisi.
Dia juga berharap
kepada penegak hukum atau kepolisian memberi ruang pelaku seni agar tetap bisa
beraktivitas. “Yang perlu saya tegaskan, jangan membuat keputusan seolah-olah
ini adalah kesalahan kaum seniman,” jelasnya.
Sebagaimana diberitakan,
Kapolres Blora AKBP Aan Hardiansyah mengambil langkah melarang kegiatan
pertunjukan mendatangkan banyak penonton ketika malam.
Tindakan tersebut
merespons terjadinya aksi kericuhan saat pagelaran musik dangdut di Desa Prigi.
Terkait kejadian
awal, Aan menjelaskan, pemberitahuan keramaian tidak dilakukan jauh hari. Baru
dilaporkan pihak penyelenggara beberapa jam jelang pagelaran dangdut
berlangsung Sabtu malam (7/5).
Baca juga : Blok D Pasar Sido Makmur Mangkrak, inilah Penyebabnya
Sementara itu, Kades
Prigi Kecamatan Todanan Jais menjelaskan, saat ini panitia penyelenggara sudah
dipanggil oleh pihak kepolisian untuk diomintai keterangan.
Pihaknya mengamini
jika penyelenggaraan acara tidak mengantongi izin. Namun, acara tetap
dilaksanakan, pihaknya mengambil inisiatif menggandeng pihak polsek.
“Untuk mengantisipasi
keributan, karena tetap dilaksanakan,” tuturnya.
Menurutnya, kericuhan
karena emosi penonton ketika acara hampir selesai. Ia menampik jika kericuhan
akibat minuman keras.
“Kami pastikan sebelum acara dimulai kondisi steril dari miras,” tandasnya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment